Social Icons

Pages

Rabu, 24 Juni 2009

SYI'AH ROFIDHOH

Syi’ah dan Mut’ah

Nikah mut’ah dalam ajaran syi’ah adalah nikah kontrak dalam waktu tertentu. Beberapa tahun, bulan, minggu atau bahkan beberapa jam saja. Terserah pada kesepakatan calon ‘mempelai’. Nikah mut’ah ini tidak ada bedanya dengan zina selain karena adanya kontrak waktu, juga tidak disyaratkan adanya saksi dan wa

Pembaca yang baik, edisi kali ini kembali mengangkat salah satu sisi paling mencolok yang membedakan kita Ahlussunnah dengan Syi’ah Rafidhah mengingat banyak kaum Muslimin yang tidak tahu hakikat syi’ah.

Mut’ah memiliki keistimewaan yang besar di dalam aqidah Syi’ah Rafidhah, dikatakan dalam buku “Manhajus Shadiqin” yang ditulis oleh Fathullah Al Kasyani, dari Ash Shadiq bahwasanya mut’ah adalah bagian dari agamaku, dan agama nenek moyangku, dan barang siapa yang mengamalkannya berarti ia mengamalkan agama kami, dan barang siapa yang mengingkarinya berarti ia mengingkari agama kami, bahkan ia bisa dianggap beragama dengan selain agama kami, dan anak yang dilahirkan dari hasil perkawinan mut’ah lebih utama dari pada anak yang dilahirkan di luar nikah mut’ah, dan orang yang mengingkari nikah mut’ah ia kafir dan murtad.

Dinukil oleh Al-Qummy dalam bukunya “Maa laa Yudhrikuhul Faqih, dari Abdillah bin Sinan dari Abi Abdillah ia berkata “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wata'ala mengharamkan atas orang-orang syi’ah segala minuman yang memabukkan, dan menggantikan bagi mereka dengan mut’ah.”

Syi’ah Rafidhah tidak membatasi jumlah tertentu dalam mut’ah, dikatakan dalam buku “Furu’ul Kaafi”, Ath-Thahdib, dan Al-Istibshar, dari Zurarah dari Abi Abdillah ia berkata, “Saya bertanya kepadanya tentang jumlah wanita yang dimut’ah, apakah hanya empat wanita? ia menjawab nikahilah (dengan mut’ah) dari wanita, meskipun itu 1000 (seribu) wanita, karena mereka (wanita-wanita ini) dikontrak.”
Orang Rafidhah tidak berhenti sampai di situ saja, bahkan mereka memperbolehkan mendatangi wanita (istri) dari duburnya (menyetubuhi istri dari jalan belakangnya).

Disebutkan dalam buku Al-Istibshar yang diriwayatkan dari Ali bin Al-Hakam, ia berkata, “Saya pernah mendengar Shafwan berkata” saya berkata kepada Ar-Ridha, “Seorang budak memperintah saya untuk bertanya kepadamu tentang suatu masalah yang mana ia malu menanyakan langsung kepadamu”, maka ia berkata, “Apa masalah itu?”, ia menjawab, “Bolehkah seorang laki-laki menyetubuhi istrinya dari duburnya”, maka ia menjawab, “Ya, boleh baginya”.

Bagaimana kita bisa menerima dan membenarkan nikah seperti ini, sementara Allah Subhanahu Wata'ala berfirman,

“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka, atau budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela, barang siapa yang mencari dibalik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas” (QS.Al-Mu’minun : 5-7).

Pembaca budiman, inilah salah satu ajaran syiah yang bertentangan secara nyata bertentangan dengan ajaran ahlussunnah wal jama’ah

Kisah Nyata Tentang Mut’ah
Syaikh Dr. Abdul Mun’im an-Nimr dalam salah satu risalahnya bercerita tentang teman beliau yang seorang guru besar sastra Persi. Sang guru besar bertutur pada beliau,”Saya berkunjung ke Teheran saya siapkan makalahku tentang sastra Persia. Selama saya di sana saya menyempatkan waktu untuk mencari informasi tentang nikah mut’ah, bukan untuk bermut’ah tapi saya ingin menyelidiki. Setelah saya bertanya tentang tempat-tempat mut’ah, maka saya pun menuju ke salah satu tempat tersebut. Sesampai di sana, seorang syaikh menyambutku dengan ucapan selamat datang. ”Saya ingin bermut’ah” kataku membuka pembicaraan. ”Kalau ia cantik dan menarik saya ingin mut’ah dalam waktu yang lama” kataku melanjutkan. Maka saya oleh syaikh tersebut dipersilahkan masuk ke salah satu ruangan. Lalu laki-laki paru baya tersebut memerintahkan kepada beberapa orang perempuan melintas di depanku dengan memperlihatkan seluruh kecantikannya untuk saya pilih. Karena hanya ingin menyelidik, sayapun lalu minta maaf dengan ramah karena tak satu pun yang menarik hatiku.

Saya lalu pergi ke tempat lain guna melanjutkan penyelidikan di salah satu kafe. Kali ini saya melangkah lebih jauh. Setelah saya memilih satu wanita, kami lalu duduk bersama. Wanita itu lalu bertanya padaku tentang lama waktu mut’ah yang saya inginkan sebab setiap jam beda upahnya. Wanita itu juga bertanya tentang tempat yang saya inginkan untuk ’berbulan madu’ apakah di penginapanku atau di rumahnya. ”Upahnya berbeda-beda sesuai fasilitas yang ada di tempat yang telah disepakati” kata wanita itu. Saya berpura-pura tidak setuju dan marah-marah, lalu pergi sambil minta maaf kepada pemilik kafe.
Sebelum pergi, saya menyempatkan diri pada pemilik kafe tentang tanggapan penduduk sekitar tantang keberadaan kafe-kafe yang memiliki ’pelayanan plus’. Pemilik kafe dengan berterus terang mengatakan bahwa penduduk merasa terusik dengan keberadaan tempat tersebut.

Di lain waktu (juga dalam rangka penyelidikan) saya pernah bercanda pada salah seorang kerabatku keturunan persia di Teheran. Saya memintanya untuk menikahkan putrinya denganku secara mut’ah. Kerabatku itu marah besar dan memutus tali silaturrahimya denganku”.
Demikian tutur Dr Abdul Mun’im an-Namr salah seorang akademisi yang banyak menulis masalah -masalah syi’ah.

Mut’ah dan AIDS
Empat tahun terakhir di Irak, sejak AS menginvasi negeri 1001 malam itu, terjadi peningkatan tajam penderita AIDS, yang paling parah dibanding masa-masa sebelumnya.

Tahun 2003, jumlah penderita positif HIV mencapai 265 orang dan sebagian besar meninggal dunia. Dalam penelitian disimpulkan, 80 orang dari jumlah tersebut, tertular virus HIV melalui transfusi darah yang diperoleh dari luar Irak sebelum tahun 1986. Tapi pada tahun-tahun belakangan ini, penyebaran virus HIV mengalami perubahan di Irak. Melalui sejumlah penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa virus HIV di Irak menyebar melalui hubungan dengan lawan jenis secara intensif, melebihi apa yang biasa dilakukan seorang pelacur.

Sebuah lembaga penelitian Irak yang khusus memantau perkembangan penyakit seksual di antara warga Irak di kota Nejef, Karbala, Wasith, Qadisiya, Maisan, Dzi Qar, Bashra, Matsana, dan Baghdad, baru baru ini mengeluarkan sejumlah hasil penelitiannya. Mereka menemukan beberapa tahun terakhir terjadi trend pernikahan mut’ah di banyak keluarga Irak yang berada di bawah garis kemiskinan. Kaum wanita yang menjadi pelaku nikah mut’ah inilah yang menurut penelitian, menjadi salah satu sarana perpindahan virus HIV ke manusia lain. Sementara si wanita tidak sadar bila dirinya membawa virus HIV.

Satu dari dua penderita AIDS di Irak adalah pelaku nikah mut’ah. Menurut perkiraan dokter, di sejumlah distrik yang dihuni mayoritas oleh kaum Syiah, terjadi kasus penderita penyakit AIDS lebih dari 75 ribu kasus per tahunnya. Kajian yang dilakukan juga memunculkan kesimpulan adanya sejumlah besar para penderita AIDS yang belum merujuk ke dokter karena alasan sosial. Jumlah penderita AIDS di Irak merupakan jumlah yang paling besar dari berbagai negara Eropa dan Arab, setelah Iran. Dan pernikahan mut’ah menjadi sebab utama yang paling banyak menularkan virus HIV melalui hubungan seksual.

Sejak tumbangnya pemerintahan Irak pimpinan Saddam Husein tahun 2003, secara tidak resmi terjadi arus pernikahan mut’ah yang luar biasa di Irak. Nikah mut’ah di Irak bahkan dilakukan dalam tempo sangat singkat, yakni satu kali hubungan badan lalu berpisah. Karena itulah sebagian kaum pria dan wanita terlibat hubungan seksual melalui pernikahan mut’ah beberapa kali, bahkan dalam satu hari.
Dan kini, menurut Kementerian Kesehatan Irak, selama tiga tahun terakhir, terjadi 64.428 kasus penderita AIDS di Irak. Para tokoh agama dan pejabat pemerintah saat ini melakukan upaya intensif untuk menekan trend nikah mut’ah yang menjadi indikator hilangnya pertimbangan logika, kesehatan, etika dan moralitas warga Irak.

Para pembaca budiman, inilah fakta nyata jika kemaksiatan yang bernama zina dilegalkan atas alasan apapun, termasuk dengan mengemasnya dengan nama ‘nikah mut’ah
(Al Fikrah)

Jumat, 19 Juni 2009

Wasilah Menuju Kebahagiaan

I’lam, ketahuilah saudaraku, nikmat dan kebahagiaan yang selama ini telah kamu kecap atau angan-angankan membutuhkan kendaraan yang banyak macamnya untuk sampai padanya.
Alat yang pertama dan utama; jiwa yang unggul dengan iman dan akhlak yang mantap.
Yang kedua, tubuh yang sehat dan kuat.
Yang ketiga, harta, kedudukan dan keluarga.
Yang keempat hidayah

Kenapa harta, kedudukan dan kesehatan menjadi wasilah penting?
seorang penuntut ilmu tanpa harta bagaikan berburu tanpa senjata, bayangin deh gimana jadinya si pemburu itu. kecil kemungkinan ia bisa mendapatkan buruannya. tentu ilmu lebih mulia dari sekedar buruan. Sesuatu yang mulia tentunya menawarkan tantangan dan prasyarat. Sebagaimana surga adalah dagangan allah yang paling mahal dikelilingi oleh buanyak sekali hal-hal yang ga’ kamu suka. Maka ilmu juga membutuhkan pengorbanan harta.
Berkata Umar bin hafsh al Asyqar:”sesungguhnya para penuntut ilmu tidak mendapati al Bukhary menulis hadits selama beberapa hari di al Bashrah, Beliau berkata;”maka kami mencarinya dan kami mendapatinya disebuah rumah sedangkan Beliau dalam keadaan tidak mengenakan pakaian. Sungguh telah habis apa yang ia miliki dan tidak tersisa sesuatu pun, lalu kami berkumpul dan mengumpulkan uang beberapa dirham untuknya hingga kami membelikan untuknya pakaian dan memakaikannya pada Beliau. Kemudian Beliau kembali bersama kami menulis hadits”.

Kamis, 18 Juni 2009

RIJALUL HADITS DAN MADRASAH MEREKA

RIJALUL HADITS DAN MADRASAH MEREKA

Oleh : Abu Abdil Bari, Muhammad Yani Abdul Karim, Lc, MAg

I. PENGERTIAN ISNAD DAN URGENSINYA
Sanad adalah pengabaran (penyampaian) dengan melalui matan. Sedangkan isnad maknanya adalah mengangkat hadits (ucapan) sampai kepada orang yang mengucapkannya. Para Muhadditsin menggunakan istilah sanad dan isnad untuk hal yang sama, yakni silsilah (rangkaian) rijaal (periwayat hadits) yang menyampaikan ke matan. Adapun matan adalah apa yang sampai padanya ujung sanad berupa ucapan.

Isnad merupakan suatu kekhususan yang utama bagi ummat ini dimana dia tidak ada pada ummat-ummat terdahulu. Oleh karena itulah hilang atau berubahlahlah kitab-kitab samawiyah yang ada pada mereka. Sebagaimana telah hilang hadits-hadits (ucapan dan berita) tentang nabi-nabi mereka dan posisinya digantikan oleh kebohongan dan kedustaan.
Isnad memiliki kedudukan yang agung dalam Islam, karena asalnya adalah ummat menerima agama ini dari sahabat dan mereka menerimanya dari Rasulullah shallallohu alaihi wasallam dan beliau menerimanya dari Rabbul-izzah baik dengan perantara ataupun tidak. Dan diriwayatkan dengan jalan shohih dari Abdullah bin Abbas radhiyallohu anhuma bahwasanya Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda :

تَسْمَعُونَ وَيُسْمَعُ مِنْكُمْ وَيُسْمَعُ مِمَّنْ سَمِعَ مِنْكُمْ

Artinya : “Kalian mendengar lalu didengar dari kamu dan didengar dari yang mendengar dari kamu” (HR. Abu Daud dan Ahmad, keduanya dengan sanad yang shohih)

Imam Muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Mubarak bahwasanya beliau berkata:

« الْإِسْنَادُ مِنْ الدِّينِ وَلَوْلَا الْإِسْنَادُ لَقَالَ مَنْ شَاءَ مَا شَاءَ »

“Isnad itu bagian dari din, kalaulah bukan isnad maka orang akan mengatakan sekehendaknya”

Dan beliau (Muslim) meriwayatkan juga dengan isnadnya dari Ibnu Sirin ucapannya :

« إِنَّ هَذَا الْعِلْمَ دِينٌ فَانْظُرُوا عَمَّنْ تَأْخُذُونَ دِينَكُمْ »

“Sesungguhnya ilmu ini adalah agama, maka lihatlah dari siapa kamu mengambil agama kamu”

Imam Muslim meriwayatkan dengan isnadnya dari Imam Abdullah ibnul Mubarak bahwa ia berkata:

« بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْقَوَائِمُ يَعْنِي الْإِسْنَادَ »

“Antara kita dengan kaum-kaum itu (yang berdusta atas nama hadits) adalah isnad”

Ibnu Hibban meriwayatkan dari Imam Sofyan Ats Tsauri ucapannya :

«الإِسْنَادُ سِلَاحُ المُؤْمِنِ فَإِذَا لَمْ يَكُنْ مَعَهُ السلَاح فَبِأَي شَيءٍ يُقَاتِلُ»

“Isnad itu adalah senjata seorang mukmin, maka kalau ia tidak punya senjata dengan apa ia berperang?”

II. MUNCULNYA ILMU RIJAAL

a. Mulainya penggunaan isnad

Penggunaan isnad ini sebenarnya telah ada di masa sahabat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam yaitu bermula dari sikap taharri (kehati-hatian) mereka terhadap berita yang datang kepada mereka, sebagaimana diriwayatkan dari Abu Bakar Ash Shiddiq radhiyallohu anhu dalam kisah nenek yang datang meminta bagian warisan, kemudian kisah Umar bin Al Khaththab radhiyallohu anhu dalam peristiwa isti’dzan (minta izinnya) Abu Musa, juga kisah tatsabbut (klarifikasi) Ali bin Abi Thalib radhiyallohu anhu dimana beliau meminta bersumpah bagi orang yang menyampaikan padanya hadits Rasulullah shallallohu alaihi wa sallam.
Hanya saja makin banyaknya pertanyaan terhadap isnad dan makin intensnya orang meneliti dan memeriksa isnad, itu mulai terjadi setelah terjadinya fitnah Abdullah bin Saba dan pengikut-pengikutnya yaitu di akhir-akhir kekhalifaan Utsman bin Affan radhiyallohu anhu dan penggunaan sanad terus berlangsung dan bertambah seiring dengan menyebarnya para Ashabul-ahwaa(pengikut hawa nafsu) di tengah-tengah kaum muslimin, juga banyaknya fitnah yang mengusung kebohongan sehingga orang-orang tidak mau menerima hadits tanpa isnad agar supaya mereka mengetahui perawi-perawi hadits tersebut dan mengenali keadaan mereka.
Imam Muslim meriwayatkan dengan isnadnya dari Muhammad bin Sirin bahwasanya beliau berkata :

« لَمْ يَكُونُوا يَسْأَلُونَ عَنْ الْإِسْنَادِ فَلَمَّا وَقَعَتْ الْفِتْنَةُ قَالُوا سَمُّوا لَنَا رِجَالَكُمْ فَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ السُّنَّةِ فَيُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ وَيُنْظَرُ إِلَى أَهْلِ الْبِدَعِ فَلَا يُؤْخَذُ حَدِيثُهُمْ «

“Dahulu orang-orang tidak pernah menanyakan isnad, akan tetapi setelah terjadi fitnah maka dilihat hadits Ahli Sunnah lalu diterima dan dilihat haditsnya ahlil-bida’ lalu tidak diterima (ditolak)”

Ali ibnul Madini mengatakan bahwa Muhammad bin Sirin adalah orang yang selalu melihat hadits dan memeriksa isnadnya, kami tidak mengetahui seorang pun yang lebih dahulu darinya.
b. Munculnya ilmu Rijal
Kemunculan ilmu Rijal merupakan buah dari berkembang dan menyebarnya penggunaan isnad serta banyaknya pertanyaan tentangnya. Dan setiap maju zaman, maka makin banyak dan panjang jumlah perowi dalam sanad. Maka perlu untuk menjelaskan keadaan perawi tersebut dan memisah-misahkannya, apalagi dengan munculnya bid’ah-bid’ah dan hawa nafsu serta banyaknya pelaku dan pengusungnya. Karena itu tumbuhlah ilmu Rijaal yang merupakan suatu keistimewaan ummat ini di hadapan ummat-ummat lainnya.
Akan tetapi kitab-kitab tentang ilmu Rijal nanti muncul setelah pertengahan abad-2. Dan karya tulis ulama yang pertama dalam hal ini adalah kitab At Tarikh yang ditulis oleh Al Laits bin Sa’ad (wafat 175 H) dan kitab Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah bin Mubarak (wafat 181 H). Imam adz Dzahabi menyebutkan bahwa Al Walid bin Muslim (wafat 195 H) juga memiliki sebuah kitab Tarikh Ar Rijaal, lalu secara berturut-turut muncul karya-karya tulis dalam ilmu ini, dimana sebelum masa kodifikasi ini pembahasan tentang perowi hadits dan penjelasan hal ihwal mereka hanya bersifat musyafahah(lisan), ditransfer sedemikian rupa oleh para ulama dari masa ke masa.
III. CABANG-CABANG ILMU RIJAL
Para penyusun kitab-kitab dalam ilmu Rijal pada masa-masa awal menempuh beberapa metode sehingga hal ini melahirkan percabangan dalam ilmu rijal al hadits, diantaranya:
1. Kitab-kitab tentang Thobaqat ar Rijal melahirkan ilmu thobaqaat (tingkatan-tingkatan rijal) yang mencakup 4 thabaqat (sahabat, taabi’un, atbaa’ut tabi’in dan taba’ul atba’)
2. Kitab-kitab Ma’rifah Ash Shohaabah melahirkan ilmu tentang ma’rifatush shohabah (pengenalan tentang sahabat-sahabat Rasulullah shallallohu alaihi wasallam)
3. Kitab-kitab al jarh wat ta’dil melahirkan ilmu tentang al jarh wat ta’dil
Ketiga jenis kitab rijal ini pertama kali muncul di sekitar penghujung abad II H dan pertengahan abad III H, setelah itu menjadi banyak dan meluas
1. Kitab-kitab Tawarikh al Mudun (sejarah kota-kota/negeri-negeri), yang memuat biografi para ruwaat (rijaalul hadits) pada suatu negeri/kota tertentu. Ilmu ini mulai muncul pada paruh kedua dari abad III H
2. Kitab-kitab Ma’rifatul Asmaa wa Tamyiizuha (pengenalan terhadap nama-nama perowi dan cara membedakannya). Ilmu ini muncul agak belakangan dari yang lainnya, yaitu setelah jumlah periwayat dari yang lainnya, yaitu setelah jumlah periwayat hadits semakin banyak, dan nama kuniyah dan nasab mereka banyak yang serupa sehingga dibutuhkan pembedaannya.
3. Kitab-kitab biografi rijaal al hadits yang terdapat pada suatu kitab hadits atau beberapa kitab hadits tertentu. Kitab-kitab ini muncul belakangan dan mulai meluas setelah abad V H.

IV. SEKILAS TENTANG ILMU THOBAQAT
Thobaqat dalam istilah Muhadditsin adalah suatu kaum yang berdekatan dalam umur dan isnad, atau dalam isnadnya saja, yang mana syuyukh (guru) dari seseorang adalah syuyukh juga bagi yang lain atau mendekati syuyukhnya yang lain.
Asal mula pembagian perowi berdasarkan thabaqat adalah dari tuntunan Islam sendiri, dimana dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Imran bin Hushain radhiyallohu anhu, bahwasanya Rasulullah shallallohu alaihi wasallam bersabda: “Sebaik-baik ummatku yang ada di zamanku, kemudian yang datang sesudah mereka, kemudian yang datang sesudah mereka…” Kata Imran radhiyallohu anhu, “Saya tidak tahu apakah ia menyebut sesudah masanya dua masa atau tiga” (HR. Bukhari)
Ilmu ini telah muncul dan berkembang di tangan para ulama hadits sejak abad ke-2 H. Ilmu ini tidak terbatas pada pembagian ruwaat atas thabaqat berdasarkan perjumpaan mereka terhadap syuyukh, tapi juga berkembang di kalangan muhadditsin kepada pembagian mereka berdasarkan makna dan I’tibar yang lainnya seperti fadhl (keistimewaan) dan sabiqah (kesenioran) sebagaimana dalam hal sahabat, atau hal (keadaan) dan manzilah (kedudukan) seperti yang disebutkan oleh Abbas Ad Dauraqi (wafat 271 H), ada thabaqat fuqaha, thabaqat ruwaat, thabaqaat mufassirin dan seterusnya
Penyusunan kitab-kitab yang berkaitan dengan ilmu ini terus berlanjut dan berkembang hingga akhir abad-9 H. Bahkan muncul system pembagian thobaqat dalam bidang keilmuan yang lain. Misalnya thabaqaat al qurra, thobaqaat al fuqahaa, thobaqaat ash shufiyah, thobaqaat asy syu’ara dan sebagainya.
Imam As Sakhawi mengatakan, “Faidah ilmu thabaqaat ini adalah keamanan dari bercampurnya al mutasyabihin (para rijal hadits yang memiliki kesamaan); seperti yang sama namanya atau kuniyahnya atau yang lain, kita dapat juga menelaah terjadinya tadlis secara jelas dan menyingkap hakikat an’anah untuk mengetahui hadits yang mursal atau munqathi’ dan membedakannya dari yang musnad…”

V. THABAQAT RUWAAT (RIJALUL ISNAD)
Ada empat thabaqat yang pokok bagi ruwaat/rijaalul (para perawi) hadits, yaitu :
Thobaqah Pertama : Sahabat
Thobaqah Kedua : At Taabi’un
Thobaqah Ketiga : Atbaa’ut Taabi’in
Thobaqah Keempat : Taba’ul Atbaa’

VI. MADAARISUL ‘ILM AL UULA (Madrasah-madrasah ilmu yang pertama kali muncul)
a. Para Imam yang pada mereka beredar riwayat-riwayat di kota-kota pusat ilmu
Menurut Imam Ali ibn Abdullah Al Madini (wafat tahun 234 H) bahwa isnad itu beredar pada 6 orang:
Untuk Penduduk Medinah : (1) Ibn Syihab yaitu Muhammad ibn Muslim ibn Ubaidillah ibn Abdillah ibn Syihab Az Zuhri, kuniyahnya adalah Abu Bakar (wafat 124 H)
Untuk Penduduk Mekkah : (2) Amru ibn Dinar, kuniyahnya Abu Muhammad (wafat 124 H)
Untuk Penduduk Bashrah : (3) Qatadah ibn Di’amah As Sadusi, kuniyahnya Abul Khaththab (wafat 117 H) dan (4) Yahya ibn Abi Katsir, kuniyahnya Abu Nashr (wafat 132 H)
Untuk Penduduk Kufah : (5) Amru ibn Abdillah As Sabi’I, kuniyahnya Abu Ishaq (wafat 129 H) dan (6) Sulaiman ibn Mihran Al A’masy, kuniyahnya Abu Muhammad (wafat 148 H)
Kemudian ilmu mereka berenam turun kepada tokoh-tokoh berikut ini :
Untuk Penduduk Medinah : (1) Malik bin Anas bin Abi ‘Amir Al Ashbahi (wafat 179 H) beliau telah mendengar dari Ibn Syihab Az Zuhri dan (2) Muhammad bin Ishaq bin Yasar, kuniyahnya Abu Bakar (wafat 152 H) beliau telah mendengar dari Ibn Syihab Az Zuhri dan Al A’masy
Untuk Penduduk Mekkah : (3) Abdul Malik ibn Abdil Aziz ibn Juraij, Abul Walid (wafat 151 H) dan (4) Sufyan in Uyainah bin Maimun Al Hilali, kuniyah beliau Abu Muhammad (wafat 198 H); beliau bertemu Ibn Syihab, Amru ibn Dinar, Abu Ishaq dan Al A’masy
Untuk Penduduk Bashrah : (5) Said ibn Abi Arubah, kuniyahnya Abun Nadhr (wafat 158/159 H) dan (6) Hammad ibn Salamah, kuniyahnya Abu Salamah (wafat 168 H); dan (7) Abu ‘Awanah Al Wadhdhah (wafat 175 H); dan (8) Syu’bah ibn Hajjaj, kuniyahnya Abu Bistham (wafat 160 H); dan (9) Ma’mar ibn Rasyid,
Untuk Penduduk Kufah : (10) Sufyan ibn Said Ats Tsauri, kuniyahnya Abu Abdillah (wafat 161 H)
Untuk Penduduk Syam : (11) Abdurrahman ibn Amr ibn Al Auza’I, kuniyahnya Abu Amr (wafat 151 H)
Untuk penduduk Wasith : (12) Hasyim ibn Basyir, kuniyahnya Abu Muawiyah (wafat 183 H)
Kemudian ilmu kedua belas orang tersebut sampai kepada 6 orang :
1. Yahya ibn Said Al Qaththan, kuniyahnya Abu Sa’id (wafat 198 H)
2. Yahya ibn Zakariyya ibn Abi Zaidah, kuniyahnya Abu Said (wafat 182 H)
3. Waki’ ibn Al Jarrah, kuniyahnya Abu Sufyan (wafat 199 H)
4. Abdullah ibn Al Mubarak Al Hanzhali, kuniyahnya Abu Abdirrahman (wafat 181 H)
5. Abdurrahman ibn Mahdi Al Asadi, kuniyahnya Abu Said (wafat 198 H)
6. Yahya ibn Adam, kuniyahnya Abu Zakaria (wafat 203 H)
b. Madrasah-madrasah awal
1. Madrasah Madinah Nabawiyyah
2. Madrasah Makkah
3. Madrasah Kufah
4. Madrasah Bashrah
5. Madrasah Syam
6. Madrasah Mesir
7. Madrasah Khurasan

Referensi :
1. Ilmu Ar Rijaal; Nasyatuhu wa tathawwuruh, Prof.Dr. Muhammad bin Mathar Az Zahrani
2. Ushul At Takhrij wa Dirasatul Asaaniid, DR. Mahmud Ath Thahhan
3. Muqaddimah Tahqiq Syarah Shohih Muslim lin Nawawi, pada pasal Al Isnaadu minad dien oleh Syaikh Khalil Ma’mun Syiha
Marja' : Markaz As-Sunnah

Rabu, 17 Juni 2009

TAUHIDULLAH

TAUHIDULLAH
"Attomiyah"
Segala puji bagi Allah. Kami memuji-Nya,memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya.Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan dari keburukan amal - amal kami, Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya damakubersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Raul-Nya, Salawat dan salam semoga dilimpahkan kepadanya, kerabat dan para shahabatnya serta siapapun yang mengikuti mereka dengan baik, Amma ba'd.

Dalam ajaran Islam ada hal penting yang kadang kala dianggap sesuatu yang sepele oleh sebagian kaum muslimin padahal jikalau ini terjadi maka sesungguhnya berkonsekwensi buruk dan fatal pada siapa saja di akhirat nanti.
Yang kami maksud adalah TAUHID
Kalau kita berbicara masalah tauhid maka : Menurut bahasa At Tauhid merupakan masdhar dari Wahhada, Jika dikatakan Wahhada Asy-syai'a berarti dengan sesuatu yang khusus bagi-Nya, berupa rububiyah, uluhiyah, al-asma' wa sifat.

Lebih jauh lagi kalau kita membahas tauhid maka terbagi menjadi tiga:
1. Tauhid rububiyah
2. Tauhid Uluhiyah
3. Tauhid Asma' dan sifat
Macam - macam tauhid ini terhimpun dalam firman allah Ta'ala dalam Qur'an Surah Maryam ayat 65, Allah berfirman
Rab (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguhhatilah dalam beribadatkepada-Nya.Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?
ayat ini menjelaskan bahwa
I. Tauhid Rububiyah
makna tauhid rububiyah adalah mengesakan allah dalam hal penciptaan, kepemilikan dan pengurusan.
pengesaan dalampen ciptaan; artinya keyakinan manuisia bahwa tidak ada pencipta melainkan Allah semata, hal ini dijelaskan dalam Al Qur'an surah Al-A'raf ayat 54
"ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah."
kalimat ini mengharuskan pembatasan karena khabarnya didahulukan. sebab mendahulukan sesuatu yang mestinya diakhirkan berarti mengharuskan pembatasan.
Pengesaan allah dalam kepemilikan artinya; kita yakin bahwa tidak ada yang memiliki makhluk kecuali yang menciptakan mereka, sebagaimana firman allah " Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi (Ali Imran : 189)
"Katakanlah, 'siapakah yang ditangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu?" (Al-Mukminun : 88)
Pengesaan Allah dalam maslah pengurusa; artinya keyakinan manusia bahwa tidak ada yang mampu mengurusi kecuali Allah semata, Firman Allah Ta'ala
"Katakanlah, 'siapakah yang memberi rezki kepada kalian dari langit dan bumi, atau siapakah yang menciptakan pendengaran dan penglihatan, atau siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan siapakah yang mengatur segala urusan ?" Maka mereka akan menjawab 'Allah'. Maka katakanlah,' mengapa kalian tidak bertakwa (Kepada-Nya)'. Maka (zat yang demikian) itulah Allah Rab kalian yang sebenarnya, maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. maka bagaimanakah kalian dipalingkan (dari kebenaran)?" (Yunus : 31-32
sedangkan pengaturan manusia terbatas hanya terhadap hal-hal dibawah kemampuannya/kekuasaannya dan terbatas pada hal-hal yang di izinkan baginay menurut syariat.
II. Tauhid Uluhiyah
Tauhid uluhiyah ini adalah tauhid yang biasa juga disebut Tauhid Ibadah karena dua pertimbangan; Pertama,karena penisbatannya kepada Allah sehingga di sebut Tauhid Uluhiyah; Kedua, karena penisbatannya kepada makhluk sehingga disebut Tauhid Ibadah.
Maksud dari tauhid ini adalah pengesaan dalam ibadah, yang berhak di ibadahi hanya Allah Azza wa jalla, Allah berfirman
"Demikianlah karena sesungguhnya Allah, Dialah yang hak dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang bathil (Qs. Lukman: 30)
Istilah ibadah dapat diperuntukan kepada dua hal :
1. At Ta'abbud yang bermaksud Ketundukan kepada allah Azza wa jalla,dimana kita melaksanakan perintah dan menjauhi larangan, karena dorongan cinta dan pengagungan
2. Al Muta'abbad Bihi yang artinya sebagaimana yang dikatakan oleh syaikhul islam Ibnu Taimiyah Rahimahullah, bahwa Nama yang mencakup apapun yang dicintai Allah dan diridhoi-Nya baik dalam perkataan maupun dalam perbuatan yang zhahir maupun yang BATHIL
Yang mengherankan adalah banyak Penulis ilmu tauhid dari kalangan mutakallimin yang hanya menfokuskan pada tauhid rububiyah saja seakan - akan mereka sedang berbicara dengan orang - orang yang mengikuti wujud Rabb walaupun memang ada yang mengingkarinya, tetapi sungguh betapa banyak orang - orang islam yangterjerumus dalam syirik ibadah.
III. Tauhid Asma' dan Sifat
Maksudnya adalah Mengesakan Allah Azza wa jalla dengan asma' dan Sifat bagi Allah
Hal ini mencakup dua hal :
1. Penetapan. Artinya kita harus menetapkan seluruh asma' dan sifat bagi Allah, sebagaimana yang ditetapkan bagi Diri-Nya dalam kitab-Nya atau sunnah Nabi-Nya Shallallahu alaihi wasallam.
2. Penafian permisalam, bahwas kita tidak menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah dalm asma' dan sifat-Nya sebagaimana firmannya, "Tidak ada sesuatu yang serupa dengan Dia dan Dialah yang Maha Mendengar dan Maha Melihat." (Asy-Syura: 11)
Ayat ini menunjukan bahwa semua sifat Allah tidak diserupai oleh apapun dari makhluk meskipun ada persekutuan dalam makna tapi sesungguhnya hakikat dan keadaannya akan teap berbeda.

Selasa, 16 Juni 2009

TARBIYAH

Dakwah sebagai perjuangan adalah merupakan warisan para rasul Allah Azza wa Jalla, namun hanya sedikit orang saja yang tahu dan bahkan mau berbuat dalam dakwah
Kegiatan dakwah sesungguhnya memiliki banyak macam dan model
salah satunya adalah TARBIYAH
Kalau kita bicara tarbiyah maka pada dasarnya kita berbicara tentang sebuah proses yang dilakukuan setahap demi setahap, selangkah demi selangkah untuk memcapai/menuju kepada kesempurnaan.

Kesempurnaan inilah yang senantiasa kita dambakan, dimana ketika kita hendak menghadap kepada Allah Jalla wa'ala maka kita seyogyanya berada dalam kesempurnaan amal yang nantinya jika ditimbang dan di hitung dalam proses pertanggungjawaban nanti maka amal kitalah yang mengantar kita ke syurganya Allah Subuhanahu wata'ala, tapi sesungguhnya hal ini hanyalah sedikit yasng memahaminya.
Yang terjadi adalah tarbiya tidak nampak sebagai sebuah aktivitas ibadah, tetapi bahkan tarbiyah di tinggalkan oleh para mutarabbi, wal iyazu billah.
oleh karena itu ikhwah wal akhawat sekalian
marilah kita semarakkan aktivitas tarbiyah sebagai bagian dari agenda utama dalam hidup kita, jadwalkan secara khusus tarbiyah ini sehingga tidak luput dari keikutsertaan kita di dalamnya, semoga Alla senantiasa memberikan hidayah kepada kita semua untuk ikut tarbiayah.

Sabtu, 13 Juni 2009

Beginilah seharusnya kamu berukhuwah

Setiap hubungan yang dijalin di dunia ini akan berubah menjadi permusuhan di akhirat kelak. Kecuali hubungan yang dijalin karena Allah Ta’ala.

Allah berfirman;
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.(az Zukhruf:67) yaitu setiap persahabatan yang dijalin karena selain Allah akan berubah menjadi permusuhan kecuali yang dijalin karena Allah. Maka sesungguhnya persahabatan karena Allah akan langgeng sampai akhirat.(lihat tafsir Ibnu Katsir:4/133)
Allah mencintai orang yang bersaudara karenaNya dan dalam ketaatan padaNya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”sesungguhnya ada seorang pemuda yang menziarahi saudaranya di kampung yang lain, Allah mengirim malaikat padanya, ketika malaikat mendatanginya, malaikat berkata; kamu hendak kemana? Ia berkata;”saya ingin menziarahi saudaraku di kampung ini. Malaikat berkata;”apakah kamu mengharapkan sesuatu nikmat darinya? Ia menjawab;”tidak, kecuali karena saya mencintainya karena Allah, malaikat berkata;”sesungguhnya saya adalah utusan Allah kepadamu karena sesungguhnya Allah telah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karenaNya.”(HR. muslim)
Sempurnanya iman seseorang dapat dilihat dari kecintaanya kepada saudaranya sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam;”demi dzat yang jiwaku ada di tanganNya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman dan kalian tidak beriman sampai kalian saling mencintai.”(HR. Muslim)
Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"seorang mukmin dengan mukmin lainnya seperti bangunan yang saling menopang satu sama lain…". Dan dalam riwayat yang lain, Beliau menggambarkan keadaan orang mukmin;"….seperti tubuh yang jika satu bagian menderita sakit maka bagian yang lain juga ikut merasakan demam(sakit) dan gelisah".
Islam juga telah mengatur bagaimana seorang muslim bergaul dengan sesama muslim dan kepada umat non Islam. Allah berfirman;
...Maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah Lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir...(al Maa-idah:54)
Kebersamaan dan persaudaraan adalah buah dari akhlak yang baik sedangkan pertentangan adalah buah dari akhlak yang buruk. Karena akhlak yang baik melahirkan sikap saling menyayangi dan saling memahami. Sedangkan akhlak yang buruk melahirkan sikap saling membenci dan saling membelakangi. Seseorang mencintai karena Allah patut pula membenci karenaNya. Kamu mencintainya karena ia adalah seorang yang taat. Sebaliknya kamu membencinya karena ia adalah pelaku maksiat. Kamu mencintai saudaramu muslim karena keislamannya dan kamu membencinya karena kemaksiatannya. Jadi, kamu bersifat pertengahan dalam bergaul dengannya. Kamu tetap menasehatinya, menutup aibnya, dan mendoakan hidayah baginya.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam pernah bersabda;“agama seseorang tergantung dari temannya, maka hendaklah setiap kalian melihat siapa temannya”.(Hadits Hasan riwayat Abu Dawud dalam kitab adab/4833) tidak semua orang dapat kita jadikan teman. Teman yang kita maksud adalah teman dalam agama dan bukanlah teman untuk tujuan dunia dan mengharapkan kenikmatan dunia darinya. Teman dalam agama adalah teman yang dapat memberikan kita manfaat dalam ilmu dan amal shalih. Berkata sebagian salaf;”perbanyaklah teman karena dari setiap mukmin adalah syafaat” kriteria teman yang baik diantaranya; berakal sehat, berakhlak mulia, tidak fasiq(orang tidak takut kepada Allah) dan bukan mubtadi’(pelaku bid’ah).
• Hak-hak ukhuwah
Akhi, Uhibbukafillah, aku mencintaimu karena Allah…
Akhifillah, banyak saudara kita yang mengaku bahwasanya dia mencintai saudaranya karena Allah namun tidaklah sesuai dengan kenyataanya.
Dimana senyum dan wajah berseri untuk saudaramu?! Dimana nasehatmu untuknya?! Dimana pertolongan dan rasa kasihmu atas musibah yang menimpanya?! Pernakah kamu membahagiakan hatinya?! Nah, untuk membuktikan cinta suci itu, kamu harus memenuhi hak-hak saudaramu. Diantara hak-hak saudara kita adalah;
1. menunaikan hajatnya; dengan beberapa tingkatan; tingkatan yang paling rendah adalah menunaikan hajatnya dengan bertanya dan sesuai kemampuan. Tingkatan pertengahan adalah menunaikannya tanpa perlu bertanya. Dan tingkatan yang paling tinggi adalah mendahulukan kepentingannya atas kepentingan pribadi.
2. menjaga aibnya ketika ia bersama kita atau pun tidak.
3. diam atas segala sesuatu yang ia benci kecuali dalam hal amar ma’ruf nahi mungkar dan karena tidak bisa didiamkan sama sekali namun tetap menjaga dalam perasaannya dalam mengutarakannya.
4. menanyakan keadaannya, masalah dan kegundahan hatinya. Kemudian menampakkan sesuatu yang ia senangi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”jika salah seorang diantara kalian mencintai saudaranya, maka hendaklah ia memberitahukannya”(Abu Dawud dalam kitab adab/5124)
5. mendoakannya ketika ia hidup maupun setelah ia meninggal sebagaimana doa yang biasa kita berdoa dengannya. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”doa seseorang kepada saudaranya dalam keadaan ia bersendiri adalah mustajab(dikabulkan) disisi kepalanya ada malaikat yang ditugaskan. Setiap kalia ia mendoakan kebaikan untuk saudaranya, berkata malaikat; yang ditugaskan untuknya;”aamiin dan bagimu pula sebagaimana yang kau doakan”(Muslim dalam kitab dzikir dan doa:88/2733)
Mari kita ikhlaskan cinta pada saudara kita yaitu cinta karena Allah dan lapangkanlah hatimu untuknya karena dengan begitu kalian akan menjadi sahabat sejati dunia akhirat.

Tips menjaga semangat agar tetap Wahh...

Himmah atau semangat adalah pendorong untuk beraktifitas dan himmah ini bisa meningkat ataupun menurun. Sedangkan semangat yang tinggi adalah

keadaan dimana seorang hamba bergantung kepada Allah, tidak ridha kepada selain-Nya, tidak rela waktu, tenaga dan kebahagiaannya tergadaikan hanya untuk hal yang tiada arti.
Seseorang yang memiliki semangat yang tinggi layaknya seekor burung yang mengepakkan sayapnya, ia pun terbang tinggi dengan penuh percaya diri. Ia takkan rela untuk terjatuh ke bawah. Sehingga semangat yang tinggi adalah tanda keberhasilan seseorang sedangkan semangat yang ciut menjadi tanda kegagalan dan kehancuran.
Semangat adalah awal suatu amal atau perbuatan. Maka, semangat yang senantiasa terjaga dan berkobar akan berdampak baik pada amalan tersebut.
Oleh karena itu, hendaklah setiap muslim menjaga semangat itu agar senantiasa berada di puncak yang tinggi dan terhindar dari jurang kehinaan yang dalam.
 Sebab-sebab turunnya semangat
Sebagaimana halnya dengan iman, semangat juga bisa bertambah dan berkurang. Semangat adalah prestasi seorang muslim. Islam telah berkembang pesat dan berjaya dengan semangat para syuhada. Namun ketika semangat ini telah turun, maka Islam akan terpuruk dan menjadi hina di hadapan musuh-musuhnya. Tentunya kita tidak menginginkan hal itu terjadi. Mari kita deteksi penyebab turunnya semangat dan setelah kamu tahu segeralah benahi diri dan pastikan kamu terbebas darinya.
a. al Wahn
al wahn adalah cinta dunia dan takut mati. Cinta dunia merupakan penyebab utama tergelincirnya seorang ke dalam perbuatan maksiat. Cinta ini dikendalikan oleh syahwat sehingga sang pecinta tenggelam dalam kenikmatan yang memperdayakan. Sedangkan takut mati adalah buah pahit dari cinta dunia.
Sesungguhnya cinta dunia dan takut mati adalah dua sisi yang tak terpisahkan dan semangat yang tinggi tidak akan bersemayam pada hati para pengecut yaitu para pemuja kenikmatan sesaat.
Cinta dunia adalah cirri-ciri jahiliyah. Sungguh cinta ini telah muncul dipermukaan. Hampir semua manusia dibuat mabuk kepayang olehnya. Salah satu sebab lemahnya umat dan mudahnya musuh-musuh Islam dalam melancarkan serangan adalah kesibukan umat ini dengan dunia daripada diennya. Dunia menjadi fitnah sehingga akhirat ditinggalkan. Angan-angan dan cita-citanya adalah dunia. Dunia dan dunia….seakan-akan ia adalah tempat yang kekal. Seakan-akan mereka diciptakan semata-mata untuk meraup dan mencaplok semua kenikmatannya yang fana. Namun, akibat dari cinta ini sangatlah mengenaskan.sang pecinta akan memgalami su'ul khotimah [akhir hayat yang buruk] .Naudzu billahi min dzalik.
Wahai saudaraku ,Allah berfirman
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu dan takutilah suatu hari yang (pada hari itu) seorang bapak tidak dapat menolong anaknya dan seorang anak tidak dapat (pula) menolong bapaknya sedikitpun. Sesungguhnya janji Allah adalah benar, Maka janganlah sekali-kali kehidupan dunia memperdayakan kamu, dan jangan (pula) penipu (syaitan) memperdayakan kamu dalam (mentaati) Allah.[Luqman :33] .
jadi dunia akan menjadi penyakit bagi pencitanya setelah iitu ia akan berlalu dan meninggalkannya. dunia adalah fitnah Seandainya dunia diibaratkan sebagai rumah yang luas ,harta yang dibanggakan ,mobil yang mewah,istri yang cantik,dan 1001 kenikmatan dunia tidak ada apa-apanya dengan akhirat ,alloh berfirman;
“…Katakanlah: "Kesenangan di dunia Ini Hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikitpun”.[An-Nisa;77].
juga firmanNya;
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.[Al hadid ;20].
Ketahuilah sobat,bahwa orang yang tergila-gila dengan dunia adalah orang yang paling jauh dengan Allah Ta'ala.orang yang akan binasa dihari kiamat,Rosululloh bersabda:Telah dekat hari kiamat,dan tidaklah bertambah sesuatu dari manusia terhadap dunia kecuali perhatianya dan tidak bertambah sesuatu dari mereka terhadap Alloh kecuali jarak yang jauh.(kitab Al mustadrok 324/4dan dihasankan oleh Al Albany 1146 dalam shahih al Jami').
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"sesungguhnya kebanyakan manusia yang kenyang di dunia, kebanyakan dari mereka menjadi lapar di akhirat".(HR.Hakim dalam al Mustadrak 346/4 dihasankan oleh al Albany dalam shahih al Jami') orang yang zuhud di dunia adalah orang yang tercinta di hadapan Allah. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"zuhudlah di dunia maka Allah mencintaimu…"(Ibnu Majah 4102 dan dishahihkan oleh al Albany dalam shahih Ibnu majah 3310)
Jangan terpedaya oleh keindahannya karena penyesalan dapat membuat madu menjadi racun. Kamu telah mencicipi umpan syaithan di dunia, maka janganlah menoleh kebelakang karena akhirat di hadapanmu.
b. al Futuur(lemah semangat)
Dari Ummul mu'minin 'Aaisyah-semoga Allah meridhoinya- bahwasanya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"Wahai sekalian manusia kerjakanlah amalan-amalan yang kalian sanggupi karena sesungguhnya Allah tidak akan berpaling dari kalian sampai kalian sendiri berpaling dari-Nya. Dan sesungguhnya amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang kontinyu walaupun hanya sedikit'.(Muttafaqun 'Alaihi)
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Abdullah bin 'Amru –Semoga Allah meridhoinya-;"janganlah kamu seperti seseorang yang dulunya shalat malam lalu ia tinggalkan".(Muttafaqun 'Alaihi)
c. waktu yang terbuang percuma
Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam;"dua nikmat yang kebanyakan manusia lalai di dalamnya; kesehatan dan kesempatan".(HR. Bukhari, at Tirmidzy, Ibnu majah)
waktu adalah sesuatu yang sulit untuk dijaga. Ia bisa berlalu tanpa disadari oleh pemiliknya.
Sebagian orang shalih terdahulu berkata;"sesungguhnya syaithan punya bagian di dalam majelis yang berlama-lama'.
Utsman al Baaqilaawy tak pernah meninggalkan berdzikir kepada Allah, ia pernah berkata;"sesungguhnya waktu buka puasa telah tiba, saya merasa seakan-akan ruh ini keluar karena menyibukkan diri dengan makan daripada berdzikir'.(qiimatu az zaman 'inda al ulama 43)
d. kelemahan dan kemalasan
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam banyak berdoa untuk dijauhkan dari kedua sifat ini. Seseorang yang lemah masih diberikan keringanan dan diterima udzurnya akan tetapi seseorang yang tidak beribadah karena malas, samgatlah tercela.
Allah berfirman;
"Dan jika mereka mau berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu."(at Taubah 46)
Dalam ayat ini Allah menjelaskan keadaan orang-orang yang berpaling yaitu dari kalangan orang munafik. Telah tampak kemunafikan mereka dengan sikap yang mereka ambil yaitu mereka tidak keluar untuk berjihad dengan alasan alasan yang bathil.
e. kelalaian
Pohon kelalaian tumbuh subur karena disiram dengan air kebodohan. Dan kebodohan adalah penghalang dalam memperoleh berbagai manfaat dan keutamaan.
Berkata Umar –semoga Allah meridhoinya-;"istirahatnya para pemuda adalah suatu kelalaian".
f. Banyak angan-angan
Orang yang banyak angan-angan selalu berkata nanti, nanti dan nanti. Hingga maut menjemputnya. Diantara perkataan orang tipe ini adalah sebagaimana firman Allah;
"Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang Telah kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, Mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan Aku dapat bersedekah dan Aku termasuk orang-orang yang saleh?"(al Munaafiqun:10)

Tiga pesan emas buat aktivis

jangan terlalu cepat mengharapkan hasil,berdakwah byk jalannya,maka beruntunglah yg terasing...

• Jangan terlalu cepat mengharapkan hasil
Banyaknya orang yang menerima dakwah bukanlah tujuan utama seorang da’I atau murabbi. Karena tugas mereka hanyalah hidayah irsyad yaitu berdakwah dan menunjukkan jalan kebenaran, sedangkan hidayah taufik hanyalah di tangan Allah.
Kewajiban Rasul tidak lain hanyalah menyampaikan, dan Allah mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan.(al Maaidah: 99)
Sesungguhnya kamu(Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.(al Qashash: 56)
Diantara para nabi ada yang telah bersungguh-sungguh dalam dakwahnya kepada kaumnya selama bertahun-tahun namun tak seorang pun yang menerimanya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”diperlihatkan kepadaku umat-umat, maka saya melihat Nabi yang bersamanya hanya seorang(pengikut), dan Nabi yang bersamanya dua orang, dan Nabi yang bersamanya sekelompok orang dan Nabi yang tidak ada bersamanya seorang pun”. (HR. Bukhari)
Jadi, beramal shalih dan bersabarlah serta jangan bersegera dalam melihat hasilnya...
• Saya suka untuk berdakwah tapi saya tidak mahir dalam menyampaikannya
Kefasihan dan retorika dalam berbicara bukanlah syarat mutlak dalam berdakwah di jalan Allah. Nabi Musa-keselamatan baginya- adalah teladan dalam dakwah, Beliau juga mengalami kesulitan dalam menyampaikan dan menjelaskan dakwahnya, lalu Beliau berdoa kepada Allah Ta’ala; Dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku,(Thaaha: 27) dan Musuhnya Fir’aun lebih kuat retorikanya oleh karena itu Fir’aun berkata;”Bukankah Aku lebih baik dari orang yang hina Ini dan yang hampir tidak dapat menjelaskan (perkataannya)?”(az Zukhruf: 52)
Walaupun Musa tidak bagus retorika dakwahnya, namun Beliau adalah yang terbanyak pengikutnya dari umatnya. Maka sampaikanlah apa yang kamu ketahui sesuai kadar kemampuanmu dan janganlah rasa malu menjadi penghalang dalam menyampaikan kebaikan pada orang lain.
Dakwah di jalan Allah bukan hanya terbatas dalam ceramah di atas mimbar atau nasihat dalam suatu pertemuan, bahkan dakwah itu bermacam-macam. Sesorang dapat berdakwah lewat harta, tulisan atau lisan.
5. maka beruntunglah yang terasing…
Hari gini, masih pake busana tertutup? Da' gerah tuh? Kuno…,kolot…kuper…de el el. Lontaran kata-kata itu sudah tak asing lagi di telinga kamu. Jangan minder atau di simpan dalam hati. Biarkan kata-kata itu berlalu bagaikan angin. Positive thinking aja lagi. Mudah-mudahan mereka mengatakannya karena kurangnya ilmu. So, posisi mereka adalah ummat yang butuh pencerahan.
Kamu tahu ngga' manusia itu tidak akan berhenti dengan komentarnya terhadap sesuatu yang asing baginya. Entah ia memuji dan terkagum-kagum ataukah malah berbalik mencibir dan keluarlah kalimat sindiran itu. Sekali lagi jangan biarkan semangatmu down dan ciut olehnya.
Mencari ridho manusia adalah cita-cita yang takkan pernah tercapai. Sebaliknya, mencari ridho Allah itulah cita-cita para penghuni surga.
Hadits dari Abu Hurairah; "Islam dimulai dari keterasingan dan akan kembali asing sebagaimana awalnya, maka beruntunglah orang-orang yang terasing".(HR.Muslim)
Hadits ini memberikan semangat kepada kaum muslimin agar mereka tidak bersedih, berputus asa atas jumlah mereka yang sedikit apalagi sampai ragu dengan dien ini. Allah berfirman;
"Maka jika kamu (Muhammad) berada dalam keragu-raguan tentang apa yang kami turunkan kepadamu, Maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab sebelum kamu. Sesungguhnya Telah datang kebenaran kepadamu dari Tuhanmu, sebab itu janganlah sekali-kali kamu temasuk orang-orang yang ragu-ragu."(Yunus:94)
Awalnya Islam disebut sebagai agama yang asing bagi para pengikutnya. Bagaimana tidak, masyarakat pada waktu itu adalah masyarakat jahiliyah yang tenggelam dalam kesyirikan. Lalu, Islam pun kembali menjadi asing karena rusaknya manusia, munculnya fitnah dan umat Islam telah meninggalkan konsekuensi iman seutuhnya. Namun, beruntunglah bagi yang terasing. Yaitu mereka akan mendapatkan surganya Allah atas kesabarannya dengan keterasingan tersebut. Mereka tetap konsisten terhadap Islam walaupun musuh-musuh Islam melontarkan hujatan dan kebencian terhadap mereka.
Akhifillah, perlu kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan Ghuraba(orang-orang yang terasing) dalam hadits tersebut adalah orang-orang yang yang memperbaiki kerusakan-kerusakan yang diperbuat manusia berupa pelanggaran syariat dari al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Mereka menegakkan sunnah dan menampakkannya sesuai kemampuan mereka.
"Maka Mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil di antara orang-orang yang Telah kami selamatkan di antara mereka, dan orang-orang yang zalim Hanya mementingkan kenikmatan yang mewah yang ada pada mereka, dan mereka adalah orang-orang yang berdosa."(Huud:116)

Akhy,Tarbiyah yuk...

Tarbiyah adalah menumbuhkan sesuatu dari suatu kondisi ke kondisi lain sampai kepada kesempurnaan. (ar Raghib al Ashfahani dalam mufradatnya)

Tarbiyah juga dapat diartikan dengan menyampaikan atau mengantarkan sesuatu pada kesempurnaan selangkah demi selangkah. (Imam al Baydhowy dalam kitab Anwaarut Tanzil) sehingga tarbiyah kepada nilai-nilai Islam yang menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan dapat membentuk pribadi muslim yang memiliki sifat-sifat yang unggul baik bagi diri sendiri, orang lain, dan khususnya dapat memperjuangkan dien Islam.
Tarbiyah adalah sunnah para Nabi dan Rasul, Allah berfirman;
Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata, Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(al Jumu’ah:2-3)
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia Berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (Dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, Karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.(Ali Imran:79)
Dengan tarbiyah, semangat akan senantiasa berkobar, kekuatan akan terhimpun serta akal akan menjadi cemerlang. Tidaklah mengherankan bahwa pada generasi sahabat, Islam mencapai puncak kejayaannya karena mereka telah ditarbiyah lansung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Akhifillah, Kita semua tengah hidup dalam corak hidup jahiliyah. Banyaknya fenomena dalam hidup beragama khususnya dalam agama Islam, telah mengubah opini orang tua tentang Islam itu sendiri. Mereka beranggapan bahwa konsisten dalam agama hanyalah menimbulkan masalah. Dengan pemahaman inilah para remaja dididik. Mereka dijauhkan dari dien islam. Agama mereka sendiri. Akhirnya mereka keluar sebagai buah yang pahit dalam masyarakat. Seperti pohon yang tumbuh dalam perawatan yang salah. Pohon itu tumbuh sebagai pohon yang lemah dan buahnya pun tak dapat dimanfaatkan. Allah memberikan permisalan dengan pohon yang tumbuh dalam tarbiyah yang benar dalam firmanNya;
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya…”(Ibrahim:24-25)
• Murabbi(yang mentarbiyah) haruslah tertarbiyah(profesional)
Seorang petani profesional akan merawat tanamannya dari rumput pengganggu, ia akan membasmi hama dan penyakitnya. Demikianlah seorang pendidik harus membersihkan dirinya dari segala kebiasaan buruk dalam masyarakat. Ia akan tanggap dan waspada dengan para penyeru maksiat. Hendaklah ia membenahi dirinya sebelum ia menebarkan benih-benihnya. Ia harus menanamnya dalam lahan yang subur. Hendaklah ia menyibukkan diri dengan amal kebaikan, kesibukan-kesibukan akhirat yang akan menjadi tameng dari syahwat dan syubhat. Itulah profil pendidik untuk dunia dan akhirat yang bahagia.
Sebaik-baik pendidik adalah yang konsisiten dengan al-Qur’an dan as Sunnah yang tercermin lewat akhlak dan amalan-amalannya yang shalih. Cerdas dalam mendeteksi penyakit hati serta berpengalaman dalam mengobatinya, remaja yang tumbuh dari tarbiyah yang baik akan menjadi buah yang segar nan ranum. Ia bermanfaat bagi diri dan masyarakat sekitarnya.
Allah telah mewanti-wanti para orang tua untuk mentarbiyah anak-anaknya. Karena pada umumnya baik dan buruknya remaja kita adalah hasil dari tarbiyah orang tua.
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(at tahriim:6)
Ibnu Abbas berkata tentang tafsir ayat ini;”yaitu;ajari mereka adab dan bekali mereka dengan ilmu”.
Jadi orang tua seharusnya bisa menjadi seorang murabbi yang baik buat anak-anaknya. karena menjaga diri dan keluarga dari api neraka takkan terwujud kecuali dengan meninggalkan maksiat, mengerjakan ketaatan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menjelaskan tentang pentingnya tarbiyah karena ia sangat berpengaruh dalam pembentukan jiwa remaja. Beliau bersabda;”setiap anak yang dilahirkan, lahir dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya yahudi atau nashrani atau majusi….”(Muttafaqu ‘Alaihi,Bukhari:1358, Muslim:2658)
Hadits ini sesuai dengan firman Allah dalam surah ar Rum ayat 30:
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Tarbiyah remaja adalah kewajiban yang sangat mulia. Namun, sangat disayangkan kaum muslimin mengacuhkan masalah ini. Orang tua memahami bahwa kewajibannya hanyalah memberikan nafkah kepada keluarga. Padahal ada kewajiban dan hak yang akan diminta oleh anak kepada orang tuanya di hari kiam,at. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”setiap dari kalian adalah pemimpin dan kalian akan ditanya tentng yang dipimpinnya, iamam adalah pemimpin dan ditanyakan tentang pengikutnya, dan suami adalah pemimpin bagi keluarganya dan ditanyakan tentangnya…”(muttafaqu alaihi,Bukhari:893, Muslim:1829)
Orang tua adalah pemegang andil dalam tarbiyah anak-anaknya. Kerusakan remaja kita adalah kurangnya pendidikan tentang kewajiban-kewajiban dan sunnah-sunnah dalam Islam. Mereka membiarkan anaknya dalam pergaulan bebas. Anak-anak pun tumbuh menjadi remaja yang tidak jelas tujuan hidupnya dan tidak bisa bermanfaat bagi orang tua dan masyarakat. Sesuai kaidah; kamaa tadiinu tudaanu, dikhawatirkan anak tersebut akan berkata; wahai ayahku sesunggunya kamu telah mendurhakaiku di masa kecilku, maka aku mendurhakaimu ketika aku dewasa. Kamu menelantarkanku ketika lahir, maka kau pun kutelantarkan dalam usia tuamu”. Tentunya hal ini tidak kita harapkan. Sekali lagi tarbiyah anak adalah hak anak yang wajib dipenuhi. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”sesungguhnya Allah menanyakan setiap pemimpin terhadap yang dipimpinnya, apakah ia menjaganya atau menelantarkannya hingga seorang suami akan ditanyakan tentang keluarganya”(Ibnu Hibban:4493, dishahihkan oleh al Albani/1636 dalam kitab ash shahihah)
• dakwah dan tarbiyah, di antara pilar menuju istiqamah
Akhifillah, dengan dakwah dan tarbiyah kamu akan terpacu untuk menjadi qudwah di medan dakwah. Karena pada umumnya, manusia tidak mudah untuk terpengaruh dengan perkataan saja. Ketika seorang da’I menampakkan akhlak yang mulia, objek dakwah akan mudah menerimanya. Hendaklah seorang da’I takut dengan firman Allah;
Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.(ash Shaaf:2-3)
Saya sudah menyaksikan keadaan saudara kita yang awalnya hanya bermodalkan semangat mengikuti ta'lim, sambil mencela dan menuduh mubtadi'(pelaku bid’ah) orang yang tetap mengikuti tarbiyah. Akhirnya di antara mereka, ada yang berguguran di medan dakwah. Dunia menjadi sebab kebanyakan semangat itu akhirnya luntur dan luluh.
mari kita perhatikan point-point penting berikut ini;
1. Konsep tarbiyah
hafalan-hafalan yang nantinya akan disampaikan kepada mad'u. beda dengan ta'lim, hanya mendengar to' (mustami' faqath)
2. tarbiyah bid'ah?
mereka yang membid'ahkan tarbiyah sama dengan yang membid'ahkan kuliah. Nah!
3. tentang mesti ada absent,
sebenarnya ini hanyalah perkara teknis, tapi sering dipersoalkan. Perhatikanlah majelis para tabi'in. Sa'id ibn Musayyab, pemimpin Tabi’in. Suatu kali pernah menanyakan muridnya yang paling pandai, Katsir ibn Abi Wada'ah,tentang ketidakhadirannya dalam majelis ilmu Sa'id ibn Musayyab. Tiga hari berturut-turut sang murid tidak menghadiri majelis, selama itu pula sang guru menanyakan keadaan sang murid kesayangan. Lalu, bukankah ini bagian dari pengabsenan? Kecuali kalau mata kedengkian yang bicara, maka tidak satupun akan dinilai kebenaran dan kebaikan oleh sang pemilik mata itu.
4. jenjang (marhalah).
Tidak adaji bedanya dengan semester I, semester II, dst. Bagaimana tanggapan antum, Seorang siswa kelas I SD, yang keras kepala mau belajar di kelas III. Apakah salah jika guru kelas III-nya melarang sang siswa yang keras kepala ini masuk ke ruang kelas III itu?

Penuh onak dan duri...

Istiqomah adalah menapak jalan yang lurus, yaitu dien Islam yang lurus, tanpa menyimpang(membengkok) ke kanan atau ke kiri. Hal tersebut mencakup mengerjakan semua ketaatan yang lahiriah dan batiniah. Serta meninggalkan semua larangan (Ibnu Rajab al Hanbaly/Jaami’ al ‘Uluum wal Hikam/311)

Ulama yang lain berkata bahwa istiqomah adalah konsisten dengan ketaatan pada Allah.
Rasulullah mengabarkan bahwasanya manusia takkan bisa untuk istiqomah dengan sebenar-benarnya istiqomah, dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhoinya dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam Beliau bersabda;”lakukanlah semisalnya dan dekatilah". Melakukan sebagaimana yang Rasulullah lakukan adalah hakikat istiqomah. seperti melemparkan sesuatu dan tepat pada sasaran. Dan berusaha mendekati maksud dan sasaran itu walau tidak tercapai, usaha tersebut harus tetap dilandaskan pada kesungguhan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Istiqomah yang paling utama adalah istiqomahnya hati dalam bertauhid. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr ash Shiddiq dan lainnya tentang firman Allah; ”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, ;yaitu mereka tidak berpaling kepada selai Allah. Hati yang istiqomah dalam cinta, takut, harap dan tawakkal akan mempengaruhi semua anggota tubuh untuk istiqomah padaNya. Karena hati adalah raja dalam tubuh sedangkan anggota tubuh adalah tentaranya. Jika sang raja telah istiqomah, maka semua tentaranya akan turut istiqomah pula. setelah hati, lisan juga sangat perlu untuk di istiqomahkan karena lisan inilah yang mengungkapkan isi hati oleh karena itu, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”Iman seorang hamba takkan lurus sampai hatinya istiqomah dan hati takkan istiqomah sampai lisannya istiqomah”.
Allah berfirman;”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" Kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang Telah dijanjikan Allah kepadamu".Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”(Fushshilat:30-32)
Allah mengabarkan tentang hambanya yang telah mengikhlaskan keIslamannya kepada Allah dan telah menapak jalan RasulNya, ia melakukannya dengan sungguh-sungguh dan bukanlah tipu daya. Para malaikat akan memberikan kabar gembira bagi mereka dengan mengatakan;”janganlah kalian takut dalam menghadapi kematian dan janganlah bersedih atas apa yang kau tinggalkan sepeninggalmu yaitu anak-anak, istri, dan harta. Para malaikat membuat mereka gembira dengan dihilangkannya keburukan dan datangnya kebaikan. Malaikat berkata; kami telah menjagamu selama hidup di dunia atas perintah Allah, dan kami pun akan bersamamu sampai surga yang diperuntukkan bagimu. Di dalamnya terdapat semua yang di inginkan oleh nafsu, menyejukkan pandangan dan semua yang belum terlintas dalam hati manusia. Semua penghargaan dan kenikmatan itu datangnya dari Allah yang maha pengampun atas dosa-dosamu. Ia mengampuninya, menutupnya dan mengasihimu.
2. Kamukah orangnya?
Saudaraku tercinta kulontarkan pertanyaan dari hati yang jujur dan terbuka. "apakah kamu orang yang benar-benar istiqamah? Apa yang kamu pahami dengan makna istiqamah? Berapa banyak saudara kita yang mengaku telah istiqamah namun, ia sendiri jauh darinya. Seakan-akan istiqamah telah berubah arti menjadi penampilan belaka. Tak membekas dalam hati dan amalan!?.
Sesungguhnya saya bertanya-tanya; dengan apakah kamu istiqamah? Dengan apa kamu mentaati Allah dan RasulNya? Sejauh mana kamu meninggalkan zaman jahiliyah? Apakah kamu telah menggantinya dengan Islam secara sempurna?
Saudaraku, apakah kamu menyangka bahwa istiqamah adalah sebatas melepas pakaian yang menyerupai orang kafir dan memasang atribut keislaman?
Apakah istiqamah itu hanya sekedar melaksanakan sebagian syariat dan meninggalkan sebagian yang lain? Kamu berpuasa, membaca qur'an namun, kamu meninggalkan menunutut ilmu agama, tidak berdakwah, apatah lagi shalat malam dan puasa sunnah.
Kamu belum meninggalkan kebiasaan burukmu, kamu masih mengikuti syahwatmu, menjadi budak dunia, masih egois dan berakhlak buruk. Apakah dengan ini kamu mengaku telah istiqamah?
Allah berfirman;
Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang Telah mereka janjikan kepada Allah; Maka di antara mereka ada yang gugur. dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya), Supaya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu Karena kebenarannya, dan menyiksa orang munafik jika dikehendaki-Nya, atau menerima Taubat mereka. Sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(al Ahzab:23-24)
Mari introspeksi diri dan jadilah aktivis sejati!!!

Cintailah Sahabat Rasulullah...

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat pada waktu dhuha tepatnya pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul awal tahun 11 Hijriah sedangkan umur Beliau 63 tahun 4 hari, pada hari itu

kaum muhajirin dan anshar saling berselisih dan berdebat masalah khilafah. Walhasil mereka sepakat bahwa Abu Bakr adalah yang berhak untuk dibaiat menjadi khalifah atas isyarat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam sebelum Beliau wafat. Diantara isyarat tersebut adalah;
• Dari ‘Aaisyah Beliau berkata;”sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam berkata ketika Beliau sakit;”suruhlah kalian Abu Bakar sebagai imam”(Bukhari/678)
• Dari Jubair bin Muth’im Beliau berkata;”seorang perempuan mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kemudian Beliau menyuruhnya untuk(an tarji’a ilaihi)=datang kepadanya, perempuan itu berkata;”bagaimana menurutmu jika saya datang dan tidak mendapatimu?-sepertinya yang ia maksudkan adalah kematian- Beliau berkata;”jika kamu tidak menemukanku, maka datangilah Abu bakr”.(Bukhari/3659)
• Dari ‘Aaisyah Beliau berkata;”berkata kepadaku Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam ketika Beliau sakit;”panggilkan untukku Abu Bakr dan saudaramu agar aku menulis suatu ketetapan(hattaa aktubu kitaaban) karena sesungguhnya saya khawatir seseorang berangan-angan dan berkata(yatamannaa mutamannin wa yaquulu qaa-il); saya lebih utama, dan Allah dan orang-orang mukmin menolak kecuali Abu bakr”(Muslim/Fadhoo-ilush shohaabah/11)
Beliau adalah Abdullah bin ‘Utsman bin ‘Aamir bin ‘Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taimim bin Marrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghaalib bin Fahr dan Fahr berasal dari kabilah quraisy. Beliau menjabat sebagai khalifah selama 2 tahun tiga bulan yaitu pada tahun 11 sampai 13 Hijriah. Sepeninggal khalifah Abu Bakr, umat Islam membaiat Umar bin al Khatthab. Abu Bakr melihat bahwa Umarlah yang paling pantas memegang khilafah. Sehingga Beliau menyerahkan kekhalifahan Umar bin al Khatthab secara jelas. Namanya adalah Umar bin al Khatthab bin Nufail bin Abdil ‘Izzy bin Riyaah bin Abdillahi bin Qarth bin Razzaah bin ‘Adyi bin Ka’ab bin Luai bin Ghaalib bin Fahr. Beliau menjabat sebagai khalifah pada tahun 13 sampai 23 Hijriah. Beliau meninggal karena dibunuh oleh Abu Lu’luh al Majuusy. Imam al Bukhari menyebutkan kisah yang panjang tentang pembunuhan Umar –semoga Allah meridhoinya- sampai dikatakan kepada Umar sebelum Beliau meninggal; wahai amirul mukminin pilihlah penggantimu sebagai khalifah!. Beliau berkata;”saya tidak mendapatkan yang lebih berhak atas masalah ini dari mereka yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wafat dan Beliau Ridho terhadap mereka. Lalu beliau menyebutkan nama Ali, Utsman, az Zubair, Thalhah, Sa’ad, dan Abdurrahman bin ‘Auf”. Setelah itu para sahabat yang disebutkan namanya oleh Umar berkumpul, lalu Abdurrahman bin ‘Auf berkata;”hendaklah tiga orang diantara kalian memilih. Maka berkata az Zubair;”saya menjatuhkan pilihanku pada Ali, berkata Thalhah;”saya menjatuhkan pilihanku pada Utsman, dan berkata Sa’ad;”saya menjatuhkan pilihanku pada Abdurrahman bin ‘Auf”. Jadi yang tinggal adalah Ali bin Abi Thalib, Utsman bin ‘Affan, dan Abdurrahman bin ‘Auf. Lalu Abdurrahman berkata kepada Ali dan Utsman;”siapakah diantara kalian yang ingin mengundurkan diri dari pemilihan ini sehingga kami menetapkannya sebagai terpilih. Dan hendaklah dari yang paling afdhol diantara kalian. Maka keduanya pun terdiam. Abdurrahman berkata lagi;”apakah kalian hendak melimpahkan khilafah padaku? Demi Allah Aku bukanlah yang paling afdhol diantara kalian”. Keduanya berkata;”Ya” (lihat Shahih Bukhari, kitab;keutamaan-keutamaan sahabat, bab; kisah baiat/3700) Walhasil Utsman pun terpilih, Abdurrahman membaiatnya lalu diikuti oleh Ali dan kaum muslimin. Dalam riwayat yang shahih dalam shahih Bukhari dikatakan bahwa selama 3 hari sebelum kejadian itu, Abdurrahman bin ‘Auf telah menanyakannya kepada para muhajirin dan anshar. Sehingga Beliau berkata;”demi Allah aku tidak meninggalkan satu rumah pun dari rumah para Muhajirin dan anshar kecuali aku bertanya kepada mereka dan tidaklah aku mendapati jawaban dari mereka kecuali mereka menjatuhkan pilihannya kepada Utsman saja”.(lihat Shahih Bukhari kitab;hukum-hukum, bab;bagaimana rakyat memilih seorang Imam/7207) Beliau bernama Utsman bin Affan bin Aby al ‘Aash bin Umayyah bin Abdi Syams bin Abdi Manaaf. Nasab keturunannya bertemu dengan nasab Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari jalan Abdi Manaaf. Ibunya adalah Urwa binti kuraiz bin Rabi’ah dan neneknya adalah Ummu Hakiim binti Abdil Mutthalib(bibi Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam). Beliau menjabat sebagai khalifah selama 12 tahun dan umur beliau pada saat itu 70 tahun dan Beliau terbunuh pada saat beliau berumur 82 tahun. Dan fitnah pun terjadi pada akhir pemerintahan Beliau.
• Sebab-sebab terjadinya fitnah;
1. Masalah jabatan
Fitnah dipelopori oleh seorang yahudi yang bernama Abdullah bin Saba’. Ia adalah orang yaman yang beragama yahudi. Ia masuk Islam dan menganut pemahaman syi’ah yaitu mengkultuskan Ali bin Abi Thalib. Ia adalah cikal bakal golongan as Sabaiyyah yang menuhankan Ali –semoga Allah meridhoinya-. Mereka datang kepada Ali bin Abi Thalib dan berkata kepada Beliau;”kamu adalah dia, Ali berkata;”dan siapakah dia? Mereka berkata;”kamu adalah Allah”. Maka Allah menyuruh budaknya yang bernama Qanbar untuk menggali lubang yang besar dan menyalakan api di dalamnya. Beliau berkata;”
Tatkala aku melihat bahwa urusan telah menjadi kemungkaran Kunyalakan Apiku dan kupanggil Qanbar
(Shahih Bukhari, kitab taubatnya orang-orang murtad, bab dosa orang yang berbuat syirik/6922)
Lalu Ali berkata;”barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan ini, maka aku akan membakarnya dengan api, maka Beliau membakar mereka dalam jumlah yang banyak dan sebagian dari mereka melarikan diri dan diantaranya adalah Abdullah bin Saba’ dan dikatakan bahwasanya dia dibunuh. Wallahu A’lam.
Abdullahi bin Saba’ menampakkan sebagian aqidah(kepercayaan) yahudi pada tubuh umat Islam. Diantaranya adalah bahwasanya kepemimpinan(khilafah) hanya berhak pada ahlul bait.
Ia menyebarkan pemahaman-pemahamannya kepada orang arab badui(awam). Ia menyebarkan kedustaan yang mengacu pada tuduhan-tuduhan dusta terhadap khalifah Utsman. Orang awam pun mempercayai begitu saja kebohongannya karena kurangnya alat perhubungan pada saat itu.
2. Umat yang cinta harta dan kesenangan hidup
Hasan al Bashri berkata;”sangat sedikit hari yang datang kepada manusia kecuali mereka berbagi harta di dalamnya. Hingga diantara mereka ada yang memanggil yang lain;”hai hamba Allah semuanya, kemarilah! Ambillah bagian kalian dari (hasil)madu, hai hamba Allah semuanya, kemarilah! Ambillah bagian kalian dari harta”.(lihat Tahqiiqu mawaaqifu as Shahaabah fi al Fitnah. 1/363)
Hal tersebut terjadi karena jihad pada zaman Utsman diwarnai oleh kesenangan terhadap harta, manusia tamak dan tidak bersyukur.
3. Perbedaan antara pemerintahan Utsman dengan pemerintahan sebelumnya pada zaman Umar
Umar –semoga Allah meridhoinya- dikenal sebagai pemimpin yang keras dan tegas sedangkan Utsman dikenal sebagai pemimpin yang lembut dan penyayang. Namun Beliau tidak lemah sebagaimana sangkaan banyak manusia. Bahkan Beliau adalah orang yang halim(santun). Oleh sebab itulah, ketika mereka(orang yang membenci Beliau) mengepung rumahnya, Beliau berkata;”apakah kalian tahu apa yang membuat kalian lancang terhadapku? Tidaklah kalian lancang kepadaku melainkan karena kesantunanku.”(lihat Tahqiiqu mawaaqifu as Shahaabah fi al Fitnah 360/1)
4. sebagian kabilah yang keberatan dengan pengutamaan kabilah Quraisy sebagai khalifah.
Kabilah-kabilah arab yang masuk Islam dan khususnya sebagian pemuda yang murtad dari agama Allah Tabaaraka Wata’ala, lalu mereka kembali dan memerangi Islam. Setelah mereka kalah, diantara mereka ada yang kembali dengan pasrah sebagian lagi ada yang tidak menerimanya dan ada pula yang kembali namun dengan kebencian dalam hatinya. Merekalah yang mempermasalahkan kaum Quraiy yang selalu terpilih menjadi pemimpin. Kenapa tampuk pemerintahan dipegang oleh Quraisy?....”(lihat Tahqiiqu mawaaqifu as Shahaabah fi al Fitnah 1/365) setelah mereka melihat kepemimpinan Utsman yang tidak keras, mereka pun mengambil kesempatan tersebut untuk melampiaskan kebenciannya.
• Terbunuhnya Utsman bin Affan –semoga Allah meridhoinya-
Setelah berita dusta tentang Utsman bin Affan menyebar dan memancing emosi masyarakat awam dari daerah Bashrah, Kufah dan para orang awam dari kalangan aughaad(budak) yang datang dari Mesir. Mereka semua datang ke Madinah pada tahun 35 Hijriah. Mereka memberikan kesan bahwa mereka hendak menunaikan ibadah Haji padahal mereka mempunyai maksud terselubung yaitu untuk Utsman-semoga Allah meridhoinya-.jumlah mereka tidak kurang dari 2000 dan tidak lebih dari 6000 orang.
Mereka masuk Madinah dan mengepung rumah Utsman. Mereka menyuruh Beliau untuk menurunkan jabatannya sebagai khalifah. Kejadian ini berlansung pada akhir bulan Dzul Qa’dah sampai hari ke 18 dari bulan Dul Hijjah. Pada hari itulah Utsman –semoga Allah meridhoinya- dibunuh. Ketika Utsman dikepung di rumahnya, Beliau dilarang untuk shalat bahkan dilarang dari memanfaatkan air. Melihat kejadian itu, sebagian sahabat masuk kerumahnya untuk menolongnya. Mereka adalah;Hasan bin Ali, Husain bin Ali, Abdullah bin Zubair, Abu Hurairah, Muhammad bin Thalhah bin Ubaidillah, Abdullah bin Umar. Mereka semua telah menghunus pedangnya di hadapan para penentang Utsman. Akan tetapi Utsman memerintahkan mereka untuk tidak membunuh. Bahkan dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa anak-anak para sahabat yang datang untuk menolong Utsman jumlahnya lebih dari 700. namun jumlah itu tidak berimbang dengan jumlah para penentang tersebut dimana dikatakan bahwa jumlahnya.paling sedikit 2000 orang.
Setelah mereka mengepung Utsman, mereka pun menerobos masuk kedalam rumah dan mereka pun membunuh Beliau –semoga Allah meridhoinya- dalam keadaan Beliau meletakkan mushaf dihadapannya. Dikatakan kepada Hasan al Bashry (Beliau telah hidup saat itu karena ia adalah diantara pembesar tabi’in). apakah yang membunuh Utsman salah seorang dari orang Muhajirin atau anshar? Beliau berkata; mereka adalah a’laajan(orang kafir dari kalangan ‘ajam) yang datang dari negeri mesir.(lihat Taariikh Khaliifah/176)
Tidak diketahui secara pasti tentang siapa yang membunuh Utsman. Karena yang masuk membunuh Beliau adalah rombongan yang banyak. Namun, para pemimpin pembunuhan itu adalah; Kinaanah bin Bisyr, Ruumaan al yamaany, dan seorang yang dipanggil dengan sebutan Jablah, Suudaan bin Himraan, seorang laki-laki yang digelari dengan al Maut al Aswad dari kaum Bani Suduus dan Malik bin al Asytar an Nakh’iy. Merekalah pemimpin terjadinya fitnah pada khalifah Utsman-semoga Allah meridhoinya-.(lihat Hiqbah min at Taariikh/64-67)
• Bagaimana Utsman bisa terbunuh dan tidak seorang pun sahabat yang menolongnya?
1. sebab pertama; karena Utsman memerintahkan kepada para sahabat yang ada pada saat itu untuk mensarungkan pedang-pedangnya dan melarang mereka untuk membunuh. Beliau menerima ketentuan dan takdir Allah. Dan ini menunujukkan tentang keberanian dan sifat penyayang Beliau kepada Umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Beliau melihat bahwa para penentang Beliau berasal dari masyarakat awam yang akan banyak merusak. Jika para sahabat membunuh mereka, maka dampak negatif yang ditimbulkan sangat besar dibanding terbunuhnya satu orang yaitu Beliau. Dan jika sahabat banyak yang terbunuh, dapat memicu masalah yang lebih besar. Jadi Beliau melihat maslahat(nilai positif) jika Beliau yang terbunuh dan Beliau ingin menjaga kemuliaan kota Madinah.
2. sebab kedua; karena jumlah sahabat tidak sebanding dengan jumlah mereka. Dan para sahabat tersebar di 4 tempat yaitu;
-di Makkah, karena saat itu musim haji dan banyak sahabat yang menunaikan haji. Utsman juga menyuruh Abdullah bin Abbas untuk berhaji.
-di luar kota Makkah, sebagian sahabat tinggal di kufah, Bashrah, Mesir, Syam dan negeri yang lain.
-di medan jihad, sebagian sahabat sedang berjihad.
-di madinah, namun jumlahnya tidak berimbang dengan jumlah mereka.
3. sebab ketiga; para sahabat mengirim anak-anak mereka untuk menolong Beliau dan mereka tidak pernah menyangka kalau masalah tersebut bisa sampai pada pembunuhan. Mereka hanya mengira para penentang itu hanya mengepung dan menentang pemerintahan Utsman lalu pergi.
• Khilafah amiirul mukminin Ali bin Abi Thalib-semoga Allah meridhoinya-
Beliau adalah Ali bin Abi Thalib bin Abdil Mutthalib bin Haasyim bin Abdi Manaaf. Jadi Beliau adalah anak dari paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan suami dari Faathimah binti Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Ibu Beliau adalah Faathimah binti Asad bin Haasyim bin Abdi Manaaf.(lihat Ma’rifatu as Shahaabah.1/278) nama panggilan Beliau adalah Abul Hasan dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam biasa memanggilnya dengan Abu Turaab. Beliau masuk Islam pada usianya yang ke 8 tahun.(lihat Ma’rifatu as Shahaabah.1/278)
Dari Muhammad bin al Hanafiyah(Muhammad bin Ali bin Abi Thalib-semoga Allah meridhoi keduanya) berkata;”Ali mendatangi rumah Utsman sedangkan Beliau telah dibunuh. Beliau pun masuk ke rumahnya dan menutup diri dengan menutup pintunya. Lalu orang-orang pun mendatanginya dan mengetuk pintu rumah. Mereka berkata;”sesungguhnya laki-laki ini(Utsman) telah dibunuh dan harus ada khalifah untuk rakyat. Dan kami tidak mengetahui seorang pun yang paling berhak atas khalifah selain engkau. Maka Ali berkata kepada mereka;”janganlah kalian memilih saya karena diantara kalian ada menteri yang lebih pantas dariku untuk menjadi pemimpin. Lalu mereka berkata;”tidak, demi Allah kami tidak mengetahuia seorang pun yang lebih berhak atasnya selainmu. Beliau berkata;”jika kalian menolaknya, maka sesungguhnya baiatku tidak dalam keadaan sembunyi akan tetapi saya akan keluar ke masjid. Siapa yang ingin membaiatku maka baiatlah aku. Maka Beliau pun keluar menuju masjid dan orang-orang pun membaiatnya.(lihat fadhaailu as Shahaabah.573/2) para muhajirin dan anshar yang ada di madinah pada saat itu pun ikut membaiatnya. Ahlussunnah wal jamaa’ah sepakat bahwa sahabat yang paling afdhal setelah Utsman bin Affan adalah Ali bin Abi Thalib. Beliau memerintah dari tahun 35 sampai 40 Hijriah. Beliau meninggal karena dibunuh oleh orang khawarij yang bernama Abdurrahman bin Muljam al Muraady. Beliau dibunuh ketika keluar untuk shalat subuh.
• Kenapa Ali belum mengadili pembunuh Utsman?
Dalam masalah ini, Ali melihat maslahat dan mafasadatnya. Beliau melihat bahwa maslahatnya adalah mengakhirkan untuk membunuh pembunuh Utsman bin Affan, Beliau tidak bermaksud meninggalkan masalah.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada hadits Ifk(berita dusta terhadap ‘Aaisyah) yaitu ada sebagian orang yang membicarakan tentang ‘Aaisyah-semoga Allah meridhoinya- diantara yang terkenal adalah; Hasaan bin Tsabit, Hamnah binti Jahsyin Musthah bin Atsaatsah. Dan yang menjadi otak dari berita dusta tersebut adalah Abdullah bin Ubai bin Saluul. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam naik mimbar dan berkata;”siapa yang menunaikan udzur(hajat)ku kepada laki-laki yang sampai penghinaannya kepada keluargaku?(yang dimaksud adalah Abdullah bin Ubai bin Saluul) maka Sa’ad bin Mu’aadz berdiri dan berkata;”wahai Rasulullah, saya yang menunaikan udzurmu dari orang itu. Jika ia berasal dari kaumku ‘Ma’syaral Aus” kami akan membunuhnya walaupun ia berasal dari saudara-saudara kami dari kalangan al Khazraj, jika kamu memerintahkan untuk membunuhnya”.
Maka Sa’ad bin ‘Ubaadah pun berdiri dan membantah Sa’ad bin Mu’aadz dan berdiri pula Usaiid bin Hudhair lalu membantah Sa’ad bin ‘Ubaadah, kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam melerai mereka”.(Bukhari/kitab al maghazi/bab hadiitsul ifk/4141)
Beliau mengetahui bahwa masalah ini sangatlah besar, karena sebelum kedatangan nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam di Madinah, al Aus dan al Khazraj telah sepakat untuk menjadikan Abdullah bin Ubai bin Saluul sebagai raja(pemimpin) bagi mereka. Di sisi mereka Abdullah bin Ubai bin Saluul memiliki kedudukan yang penting dan dialah yang kembali(melarikan diri) bersama Pasukannya pada perang Uhud dan dalam hal ini, nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam meninggalkan hukuman cambuk bagi Abdullah bin ubai bin Saluul karena maslahat dan mafsadat, Beliau melihat bahwa hukum cambuk terhadapnya akan menimbulkan mafsadat yang lebih besar dibanding meninggalkannya.
Demikian pula halnya dengan Ali-semoga Allah meridhoinya- Beliau melihat bahwasanya pengakhiran hukuman mati lebih sedikit mafsadat daripada mempercepatnya. Karena sebenarnya Ali-semoga Allah meridhoinya- tidak dapat membunuh pembunuh Utsman sebab mereka memiliki kabilah yang banyak yang akan melindunginya dan keamanan tidak akan stabil, dan fitnah tidak akan berakhir.
 Waktu dan umur mereka diberkahi oleh Allah
Ahlussunnah waljama’ah telah sepakat bahwa mereka adalah pemimpin wali-wali Allah, mereka adalah barisan hamba-hamba yang paling bertaqwa, mereka teladan bagi orang-orang mukmin, mereka adalah sebaik-baik hamba setelah para nabi dan rasul. Mereka mengumpulkan banyak keutamaan yaitu; ilmu dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, jihad bersama Rasulullah, menjadi sahabat sejati dan bersama dengan Rasulullah, mereka mengorbankan jiwa, hartanya dalam jihad di jalan Allah, mereka adalah generasi terbaik diantara umat terdahulu sampai umat yang terakhir.
Mereka menegakkan pilar-pilar Islam dengan pedang-pedang mereka. Mereka menundukkan musuh-musuh Allah, mereka membasmi kesyirikan, merekalah yang mengusung dakwah Islam hingga sampai dipangkuan kita saat ini. Semoga Allah meridoi mereka semua.
Jadi, tidaklah pantas bagi kita untuk menghujat mereka. Sungguh sangat mengherankan, masih banyak orang yang memperbincangkan dan mencari-cari kesalahan mereka.
Wahai para penghujat, apa yang telah kalian persembahkan untuk Islam?!

Jadilah Generasi Pelopor...

Akhifillah, kisah Ashabul Kahfi, dakwah Nabi Ibrahim, dan Keikhlasan Nabi Yusuf adalah diantara hikmah yang menggugah hati para pemuda. Sungguh mereka adalah sosok teladan bagi umat dan para pemuda pada khususnya.

1. sosok pemuda pilihan
• Ashabul Kahfi
Allah berfirman;
"(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua".(al Kahfi:9)
Para pemuda itu adalah Ashaabul kahfi yang menyelamatkan diri dan keyakinan nya yaitu mentauhidkan(tidak menyekutukan) Allah dengan bersembunyi di dalam gua. Mereka takut terhadap fitnah dan tekanan kaumnya yang berbuat syirik dengan menyembah patung pada zamannya, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."(al Kahfi:9). Untuk lebih jelasnya simak al-Qur’an dan terjemahannya surah al Kahfi ayat: 9-21
• Kekasih Allah, Nabi Ibrahim-keselamatan baginya-
Allah telah menganugerahkan petunjuk dan hidayahnya kepada Nabi Ibrahim. Beliau tumbuh menjadi pemuda yang kritis terhadap kaumnya yang menyembah berhala. Ia prihatin terhadap lingkungannya dimana manusia saat itu sangat jauh dari fitrah sebagai makhluk yang mulia. Allah telah menciptakan manusia dengan dilengkapi akal dan pikiran sehingga menjadi makhluk Allah yang paling mulia. Namun, manusia menjatuhkan derajat kemuliaannya dengan menyembah sesuatu yang secara akal dan pikiran sehat tidak mempunyai arti apa-apa. Akan tetapi diantara mereka ada yang bodoh, sombong dan fanatik terhadap kepercayaan leluhur. Oleh karena itu Nabi Ibrahim berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya kamu dan bapak-bapakmu berada dalam kesesatan yang nyata". Lalu Beliau berkata: "Sebenarnya Tuhan kamu ialah Tuhan langit dan bumi yang Telah menciptakannya.
Nabi Ibrahim melakukan tipu daya terhadap berhala-berhala kaumnya yaitu; setelah mereka pergi meninggalkan tempat peribadatannya, Nabi Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung itu. Mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan Ini terhadap tuhan-tuhan kami, Sesungguhnya dia termasuk orang-orang yang zalim." Mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim "
Setelah Beliau disuruh untuk mengaku sebagai pelakunya, Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar Itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara" mendengar pertanyaan itu, kepala mereka pun tertunduk karena mereka tahu bahwa berhala hanyalah benda mati yang tak dapat berbicara. Lalu Ibrahim berkata: Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?" Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami? Untuk lebih jelasnya kamu dapat membuka al-Quran dan terjemahannya surah al Anbiya:51-70.
Sobat muda, coba simak kembali potongan ayat yang berbunyi; "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala Ini yang bernama Ibrahim". Secara sepintas kaya'nya biasa-biasa saja, tapi perhatikan kata "seorang pemuda". Bagi kamu yang muda dan berjiwa muda, ada pesan emas dari kisah Nabi Ibrahim 'Alaihissalaam;
1. para Nabi terdahulu telah diperintahkan untuk mendakwahkan tauhid(meng-esakan Allah) kepada kaumnya dan Nabi Ibrahim telah terjun di medan dakwah dalam usia mudanya.
2. pentingnya retorika yang baik dalam berdakwah.
3. kemampuan Nabi Ibrahim dalam menjawab syubhat para penyembah berhala dan metode dakwah Beliau yang militan.
4. pentingnya tawakkal kepada Allah sebagaimana perkataan Nabi Ibrahim sebelum ia dilemparkan ke dalam api; "Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung". (Shahih Bukhari no.4564)
• Penuh Hikmah, Nabi Yusuf-keselamatan baginya-
Nabi Yusuf adalah putra dari Nabi Ya'qub. Nabi Yusuf sangat disayang oleh ayahnya sehingga menimbulkan kecemburuan dari saudara-saudaranya yang lain. Dari rasa cemburu itu, mereka sepakat untuk mencelakakan Yusuf. Sehingga pada suatu hari mereka meminta izin kepada bapaknya untuk pergi bermain bersama Yusuf. Dan akhirnya mereka pun membuang Yusuf kedalam sumur. Nabi Ya'qub hanya bisa bersabar atas perlakuan anak-anaknya. Wal hasil rombongan musafir lewat dan singgah untuk mengambil air minum. Seorang diantara mereka mengulurkan tali timbanya ke dalam sumur. Yusuf yang ada di dalam sumur kemudian bepegangan pada tali dan akhirnya keluar dari sumur. Para musafir terkejut dengan anak yang ditemukannya. Lalu mereka membawanya untuk dijual. mereka menjual Yusuf kepada seorang raja Mesir bernama Qithfir dan nama isterinya Zulaikha. Raja memberikan amanah kepada istrinya untuk merawat Nabi Yusuf 'Alaihissalaam dengan baik. Setelah dewasa, Nabi Yusuf 'Alaihissalaam menjadi pria yang gagah dan tampan. Istri sang raja pun tertarik dengan penampilannya dan menaruh hati padanya. Kebersamaan istri raja dengan Nabi Yusuf yang telah lama membuat rasa takut dan was-was kepada suaminya pun hilang. Setelah menciptakan suasana yang aman, istri raja mulai menggoda Nabi Yusuf untuk berzina. Nabi Yusuf dengan segala kemampuannya berusaha untuk melepaskan diri dari tipu dayanya.
Allah berfirman;
"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata: "Marilah ke sini." Yusuf berkata: "Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku Telah memperlakukan Aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung."(Yusuf:23)
Setelah istri raja bersusah payah dan tidak berhasil melaksanakan hasratnya, Nabi Yusuf berkata kepadanya; "sungguh tuanku Telah memperlakukan Aku dengan baik." Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung". Allah menyelamatkan Nabi Yusuf dari cobaan tersebut karena Beliau adalah hamba pilihan dan ikhlas dalam mentauhidkan(mengesakan) Allah. Untuk lebih jelasnya silahkan kamu buka al-Qur'an dan terjemahannya surah Yusuf 1-110.
Dari kisah ini kita dapat mengambil hikmah diantaranya;Yusuf adalah seorang pemuda yang menjaga kehormatan dirinya, wanita adalah fitnah terbesar bagi laki-laki dan iman kepada Allah akan melahirkan pribadi yang taqwa.
Akhifillah, Dimanakah posisi kita diantara mereka? Uuhhh…jauh banget tuh.
Nah, saatnya untuk berbenah diri. Jangan lagi ada kata nanti …nanti dan nanti.
Kamu masih ingat pesan Rasulullah kepada Ibnu Umar;"jadilah engkau di dunia ini seakan-akan terasing atau seperti penyeberang jalan. Dan Ibnu Umar pernah berkata;"jika engkau berada di sore hari maka janganlah menunggu sampai waktu pagi dan jika berada di pagi hari jangan tunggu datangnya sore hari. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakitmu, dan kesempatan hidupmu sebelum kematianmu."
Beramallah sebelum datang esok hari dan janganlah kamu mengucapkan kata; besok atau nanti karena tipe orang yang sepertt ini adalah orang yang suka mengakhirkan dan menunda pekerjaan. Kamu pastinya tidak mau kalau dapat skorsing di sekolah gara-gara sering menunda untuk negerjain P.R. atau bagi kamu yang udah kerja tentunya harus nunjukin kedisiplinan sama atasan. Jadikanlah waktu layaknya pedang. Kalau kamu tidak mampu mengendalikannya, maka waktu yang akan melukaimu. Trus berbuatlah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan berbekallah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok…maknanya satu; jangan menunda dalam beramal.
Dan yang tak kalah pentingnya adalah nasehat berikutnya yaitu; jaga sehat sebelum sakit. Kesehatan adalah harta termahal. Bagi kamu yang udah merasakan sakit, pasti menyadari pentingnya kesehatan. Aktivitas dunia dan amalan akhirat membutuhkan kondisi tubuh yang sehat dan prima. Seseorang yang sakit dan tidak mampu lagi mencari nafkah, tentunya akan merugi. Bagi orang beriman, ia masih bisa bersabar namun, bagaimana kalau kesehatan itu menganggu kita untuk beramal? Tentu kamu tidak mau kalo harus merugi dunia akhirat. Jadi kita sepakat kalau kesehatan itu perlu dan masa muda adalah kesempatan emas bagi kamu untuk beramal sebanyak-banyaknya. Dan jika kamu rajin menanam dan merawat pohol amal itu, yakinlah buahnya yang ranum nan segar akan kamu petik di akhirat kelak.

Penyakit aktivis, Waspadalah!

Saudaraku, jahiliyah terhadap ilmu syar'I adalah jahil terhadap Allah, jahil terhadap hakikat keesaanNya, jahil terhadap kewajiban kepada Allah ta'ala yaitu ikhlas dalam beribadah. Jahiliyah juga berarti jalan-jalan yang menyimpang dari syariat Allah ta'ala.

Jadi jahiliyah dapat diartikan dengan; keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, langkah-langkah untuk menyelisihi syariat.
Allah berfirman;
Sedang segolongan lagi Telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". (ali imran:154)
Golongan tersebut adalah orang-orang munafiq dan lemah imannya. Mereka berprasangka buruk bahwa Allah belum menyempurnakan urusan Rasulnya. Allah menamakan anggapan dan keyakinan yang rusak ini dengan persangkaan jahiliyah.
Allah berfirman;
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.(al Ahzab:33)
Tabarruj adalah cara berpakaian yang menyelisihi syariat Allah. Dalam Islam wanita diwajibkan untuk memakai hijab dan tidak menampakkan perhiasannya yaitu auratnya kecuali pada mahramnya. Allah mensifatkan tabarruj ini dengan sebutan al Jahiliyah, jadi kemaksiatan-kemaksiatan berasal dari kebodohan (kejahiliyaan). Imam al Bukhari membahas dalam kitabnya bab khusus tentang masalah jahiliyah. Beliau berkata dalam kitabnya; Baabul Ma’aashy min Amril Jaahiliyyah "Bab; kemaksiatan-kemaksiatan yang bersumber dari kejahiliyaan…..". Berkata al Hafizh Ibnu Hajar; "Sesungguhnya setiap maksiat diperoleh dari kewajiban yang ditinggalkan atau dari perbuatan haram. Dan yang demikian itu termasuk diantara akhlak jahiliyah……"(Fathul Baary 1/106-107)
Allah berfirman:
(sebagai) janji yang Sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui. Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(ar Rum:6-7)
Wahai saudaraku, jahiliyah yang kami maksudkan dalam bahasan ini bukanlah kekufuran atau kesyirikan, melainkan istilah jahiliyah ini kami tujukan pada orang yang tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa. Karena terkadang seorang muslim yang taat sekalipun memiliki sifat jahiliyah. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Abu Dzar, "sesungguhnya padamu masih terdapat sifat jahiliyah". (Bukhari 1/51)
Jahiliyah yang dimaksud dalam hadits ini adalah keadaan sebelum Islam. Yaitu Rasulullah mengatakan kepada Abu Dazar bahwa pada diri Abu Dzar masih terdapat sifat jahiliyah sebagaimana jahiliyah sebelum Islam. Akan tetapi para sahabat terjatuh dalam hal tersebut karena ilmu tentang hal tersebut belum sampai padanya. Karena mereka adalah orang-orang yang cinta pada ketaatan dan sangat takut pada Allah.
Sadar atau tidak, kita telah hidup di tengah pemahaman-pemahaman jahiliyah, pemandangan jahiliyah tersebar dimana-mana. Kita semua telah merasakan dan menyaksikan hal itu. Allah berfirman;
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (al Qiyamah:14-15). Oleh karena itu, kami mengajak kalian untuk menengok kembali langkah kita. Apakah telah sesuai dengan tuntunan syariat ataukah kita tergelincir dalam lubang jahiliyah. Wallahu musta'an.
Akhi fillah, perhatikan dan periksa dirimu!. Apakah kamu mengenakan gamis putih itu untuk menutupi hati yang hitam?. Hitam karena dosa-dosa yang lalu. Ataukah kamu kenakan peci putih itu untuk untuk menutupi akal yang hitam. Akal itu masih terbiasa mengingat masa lalu dan kebiasaan buruk sehingga kamu berubah menjadi seorang muslim yang konsisten secara lahiriah sedangkan hati dan akalmu masih diselimuti kejahiliyaan.
Akhi fillah, janganlah engkau menjauh dariku, janganlah engkau marah karena perkataanku ini. Demi Allah itu semua adalah tanda cintaku padamu karena Allah. Aku akan berusaha mengawasi langkahmu, aku kan menasehatimu selalu.
Perlu kamu ketahui saudaraku, bahwa orang yang konsisten adalah sebaik-baik ciptaan Allah pada zaman ini. Mereka menampakkan syiar Islam. Mereka mempunyai pendirian yang kokoh terhadap Islam. Mereka senantiasa bersabar dengan keIslamannya. Hanya Allah yang tahu balasan yang pantas untuk mereka.
Sesungguhnya, penyakit bukan hanya menjangkiti orang yang sakit. Bahkan penyakit ini akan senantiasa ada dan menembus pertahanan tubuh orang yang sehat dalam setiap kesempatan. Demikian halnya dengan orang yang konsisiten terhadapa agama ini. Sedikit banyaknya penyakit jahiliyah ini bisa masuk dalam kehidupan para aktivis dakwah.
Saudaraku tercinta, apa yang diinginkan oleh setiap orang yang menganggap dirinya telah konsisiten di jalan Allah?. Apa tujuan dan angan-angan kita sekarang?. Apakah niat itu telah berubah?. Tidakkah semua itu hanyalah angan dan keinginan dunia semata?.
Bukankah tujuanmu wahai penuntut ilmu, adalah berprestasi di sekolah?. Jika kamu ditanya; kenapa kamu ingin menjadi orang yang berprestasi?. Sebagai jawaban yang umum tentunya kamu akan menjawab; supaya saya mendapatkan pekerjaan yang terhormat di mata manusia, aku digaji dengan gaji yang tinggi sehingga aku bisa menikah, dan dikaruniai anak. Aku hidup dalam kemudahan tanpa harus bersusah payah. Lalu apa bedanya antara orang yang konsissten dengan orang awam?.
Bukankah demikianlah kenyataanya?. Kamu tentunya akan berkata; tidak, saya tidak seperti itu, saya konsisten supaya bisa bersungguh-sungguh dalam agamaku sehingga aku bisa menempuh jalan kemenangan menuju surga. Sungguh ini terjadi karena kurangnya pemahaman yang benar terhadap tujuan itu. Allah telah memberikan petunjuk bahwa orang yang menginginkan surga harus merasakan kesusahan hidup di dunia untuk keluasan yang tiada tara di akhirat. Allah berfirman;
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (al Israa: 18-19)
Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam; “Sungguh telah beruntung orang yang telah memeluk Islam, lantas Allah memberinya rezki yang cukup, dan perasaan qana’ah (menerima) terhadap rezki tersebut".(Muslim:1054)
Allah berfirman;”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(al Mulk:15) dan Allah memberimu rezeki yang banyak. Dengan amalan yang sedikit, kamu dapat mendulang pahala yang berlipat ganda. Namun, siapakah dan adakah yang memahaminya pada zaman ini? Adakah yang yakin bahwa ketaatan adalah kunci rezki?
Ketahuialah sobat, bahwa tambahan rezki tidaklah datang kecuali dengan banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah. Firman Allah;
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:7) jadi bersyukur adalah asas untuk mendapatkan rezki sedangkan syarat syukur adalah menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan pada Allah. Sedangkan bermaksiat kepada Allah dengan nikmat tersebut adalah kekufuran. Inilah kejahiliyaan yang akan menghalangimu untuk kosisiten terhadap agama ini.
Wahai sobat, sebagian dari kita telah konsisiten namun, ia masih mempunyai angan-anagn panjang. Angan untuk memiliki harta, istri yang cantik, rumah yang megah, dan lainnya. Kita tak pungkiri bahwa kenikmatan dan keinginan itu ada dalam hati setiap manusia tanpa terkecuali. Lalu, dimana cita-citamu untuk berjihad membela agama Allah?. Pernakah kamu bercita-cita untuk menempati tempat yang mulia di surga yaitu bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?. Pernakah kamu bercita-cita menjadi da'I dan ulama rabbany?. Inilah yang kami maksudkan dengan kejahiliyaan, kita telah konsisiten namun masih dicampuri oleh kejahiliyaan. Bukanlah maksud perkataan kami bahwa angan-angan dan cita-cita terhadap kenikmtan dunia adalah haram dan tidak boleh, atau anggapan bahwa memiliki kenikmatan-kenikmtan tersebut meniadakan sifat konsisten seseorang. Sekali-kali tidak begitu saudaraku. Hendaknya kamu ketahui bahwa seseorang yang ingin memulai langkahnya untuk konsisten pada dien ini, haruslah mengubah keinginan dan angan-angan panjangnya. Karena banyak angan-angan akan menjadikan syahwat seseorang menjadi berkuasa atas dirinya. Ia akan senantiasa terdorong untuk bermaksiat.
Kami hanya ingin menekankan bahwa tidak ada halangan untuk mencintai kenikmatan dunia tersebut. Akan tetapi, ada dua syarat yang harus kamu perhatikan ;
1. hendaklah cita-cita dan angan-angan itu di dahului oleh perhatian dan cita-cita kamu terhadap dien ini. Cinta akhirat dan lebih mendahulukan kepentingan dien dan akhirat dari dunia.
2. hendaklah kamu tidak sibuk dengan dunia sehingga akhirat tidak terabaikan.
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai perhiasan yang melalaikan dan janganlah Engkau timpakan musibah pada agama kami.

Aku merindukan cahaya itu...

Akhi fillah, hijrah dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam tidaklah mudah. Terkadang godaan nafsu syahwat masih mempengaruhi langkah-langkah kita. Kamu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan membiasakan diri dengan lingkungan baru. Dalam proses ini ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan;

• Niat
Rasa cinta takkan bersemi kecuali cinta yang tumbuh dalam hati yang bersih. Seorang petani ulung akan menanam bibit unggul pada lahan yang subur. Ia mengolah lahan itu dengan baik. Ia akan menyingkirkan bebatuan dan setiap yang mengganggu tanamannya. Demikianlah hati yang ikhlas, hati itu akan senantiasa bersih dari keinginan-keinginan dunia.
Demikian pula halnya dengan rasa cinta kepada kebenaran dan cahaya Islam. Ia akan menyambut cahaya itu dan merangkulnya dengan hati yang tulus ikhlas. Ia bersedia tunduk dan menerima segala konsekuensi atas pilihannya.
Niat adalah azam(tekad) untuk mengerjakan suatu ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Niat adalah amalan hati yang dapat membedakan antara adat kebiasaan dan ibadah, membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lain.
Jika niatmu telah kamu tujukan untuk mengharapkan wajah Allah, jauh dari mengarapkan ridho manusia, maka kamulah orang yang ikhlas.
Akhifillah, jadilah mukmin yang mukhlis dan masuklah dalam golongan orang yang Allah sebutkan dalam firmanNya;
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(al An’Aam: 162)
• Lingkungan
Pengaruh lingkungan sangatlah dahsyat. Seseorang yang hendak konsisten dengan Islam akan menjumpai cobaan dan tantangan akibat lingkungan yang kurang mendukung. Makanya, Islam mewajibkan umatnya untuk hijrah dari negeri kafir kepada negeri Islam karena tentu saja dengan berdiam di negeri orang kafir akan mengancam keimanan dan ibadahnya.
Jadi seorang muslim haruslah memilih lingkungan yang baik untuk tetap konsisten dalam Islam. Dalam lingkungan ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu; orang tersebut terpengaruh ataukah ia yang memberi pengaruh. Dalam kondisi yang pertama, kita katakan bahwa ia wajib meninggalkannya dan mencari lingkungan Islami. Sedangkan kondisi yang kedua adalah sebaliknya. Jika ia dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan dapat melaksanakan syiar islam dengan baik, maka keberadaannya sangatlah dibutuhkan oleh muslim yang lain dan sebagai dakwah kepada umat non Islam.
• Teman
Dalam berteman pun kita mesti pandai memilih teman yang baik agar ia dapat menguatkan kita dalam berislam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam pernah bersabda; “Agama seseorang tergantung dari temannya, maka hendaklah setiap kalian melihat siapa temannya”.(Hadits Hasan riwayat Abu Dawud dalam kitab adab/4833)
Jadi, kamu harus pandai memilih teman bergaul. Sudah banyak saudara-saudara kita yang rusak akibat salah dalam memilih teman. Sebaik-baik teman adalah yang mengingatkan kita pada akhirat dan seburuk-buruk teman adalah yang melalaikan kita dengan dunia dan kemaksiatan. Na’uudzu billahi min dzalik.
Akhi fillah, sebelum kita mengarungi indahnya cahaya Islam, penulis mengajak kamu untuk mendeteksi gelapnya kejahiliyaan. Dan berhati-hatilah karena virus ini bisa menjangkiti siapa saja. Ia bisa muncul kembali dan menyebar akibat dari jiwa yang belum bersih. Ataukah ia tertular dari lingkungan dan teman yang kurang baik. Periksalah diri kamu dan tetaplah optimis bahwa kamu bisa bersih dari kejahiliyaan itu.