Social Icons

Pages

Sabtu, 13 Juni 2009

Penyakit aktivis, Waspadalah!

Saudaraku, jahiliyah terhadap ilmu syar'I adalah jahil terhadap Allah, jahil terhadap hakikat keesaanNya, jahil terhadap kewajiban kepada Allah ta'ala yaitu ikhlas dalam beribadah. Jahiliyah juga berarti jalan-jalan yang menyimpang dari syariat Allah ta'ala.

Jadi jahiliyah dapat diartikan dengan; keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, langkah-langkah untuk menyelisihi syariat.
Allah berfirman;
Sedang segolongan lagi Telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri, mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliyah. mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?". Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". (ali imran:154)
Golongan tersebut adalah orang-orang munafiq dan lemah imannya. Mereka berprasangka buruk bahwa Allah belum menyempurnakan urusan Rasulnya. Allah menamakan anggapan dan keyakinan yang rusak ini dengan persangkaan jahiliyah.
Allah berfirman;
Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.(al Ahzab:33)
Tabarruj adalah cara berpakaian yang menyelisihi syariat Allah. Dalam Islam wanita diwajibkan untuk memakai hijab dan tidak menampakkan perhiasannya yaitu auratnya kecuali pada mahramnya. Allah mensifatkan tabarruj ini dengan sebutan al Jahiliyah, jadi kemaksiatan-kemaksiatan berasal dari kebodohan (kejahiliyaan). Imam al Bukhari membahas dalam kitabnya bab khusus tentang masalah jahiliyah. Beliau berkata dalam kitabnya; Baabul Ma’aashy min Amril Jaahiliyyah "Bab; kemaksiatan-kemaksiatan yang bersumber dari kejahiliyaan…..". Berkata al Hafizh Ibnu Hajar; "Sesungguhnya setiap maksiat diperoleh dari kewajiban yang ditinggalkan atau dari perbuatan haram. Dan yang demikian itu termasuk diantara akhlak jahiliyah……"(Fathul Baary 1/106-107)
Allah berfirman:
(sebagai) janji yang Sebenarnya dari Allah. Allah tidak akan menyalahi janjinya, tetapi kebanyakan manusia tidak Mengetahui. Mereka Hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(ar Rum:6-7)
Wahai saudaraku, jahiliyah yang kami maksudkan dalam bahasan ini bukanlah kekufuran atau kesyirikan, melainkan istilah jahiliyah ini kami tujukan pada orang yang tenggelam dalam kemaksiatan dan dosa. Karena terkadang seorang muslim yang taat sekalipun memiliki sifat jahiliyah. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah berkata kepada Abu Dzar, "sesungguhnya padamu masih terdapat sifat jahiliyah". (Bukhari 1/51)
Jahiliyah yang dimaksud dalam hadits ini adalah keadaan sebelum Islam. Yaitu Rasulullah mengatakan kepada Abu Dazar bahwa pada diri Abu Dzar masih terdapat sifat jahiliyah sebagaimana jahiliyah sebelum Islam. Akan tetapi para sahabat terjatuh dalam hal tersebut karena ilmu tentang hal tersebut belum sampai padanya. Karena mereka adalah orang-orang yang cinta pada ketaatan dan sangat takut pada Allah.
Sadar atau tidak, kita telah hidup di tengah pemahaman-pemahaman jahiliyah, pemandangan jahiliyah tersebar dimana-mana. Kita semua telah merasakan dan menyaksikan hal itu. Allah berfirman;
Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya (al Qiyamah:14-15). Oleh karena itu, kami mengajak kalian untuk menengok kembali langkah kita. Apakah telah sesuai dengan tuntunan syariat ataukah kita tergelincir dalam lubang jahiliyah. Wallahu musta'an.
Akhi fillah, perhatikan dan periksa dirimu!. Apakah kamu mengenakan gamis putih itu untuk menutupi hati yang hitam?. Hitam karena dosa-dosa yang lalu. Ataukah kamu kenakan peci putih itu untuk untuk menutupi akal yang hitam. Akal itu masih terbiasa mengingat masa lalu dan kebiasaan buruk sehingga kamu berubah menjadi seorang muslim yang konsisten secara lahiriah sedangkan hati dan akalmu masih diselimuti kejahiliyaan.
Akhi fillah, janganlah engkau menjauh dariku, janganlah engkau marah karena perkataanku ini. Demi Allah itu semua adalah tanda cintaku padamu karena Allah. Aku akan berusaha mengawasi langkahmu, aku kan menasehatimu selalu.
Perlu kamu ketahui saudaraku, bahwa orang yang konsisten adalah sebaik-baik ciptaan Allah pada zaman ini. Mereka menampakkan syiar Islam. Mereka mempunyai pendirian yang kokoh terhadap Islam. Mereka senantiasa bersabar dengan keIslamannya. Hanya Allah yang tahu balasan yang pantas untuk mereka.
Sesungguhnya, penyakit bukan hanya menjangkiti orang yang sakit. Bahkan penyakit ini akan senantiasa ada dan menembus pertahanan tubuh orang yang sehat dalam setiap kesempatan. Demikian halnya dengan orang yang konsisiten terhadapa agama ini. Sedikit banyaknya penyakit jahiliyah ini bisa masuk dalam kehidupan para aktivis dakwah.
Saudaraku tercinta, apa yang diinginkan oleh setiap orang yang menganggap dirinya telah konsisiten di jalan Allah?. Apa tujuan dan angan-angan kita sekarang?. Apakah niat itu telah berubah?. Tidakkah semua itu hanyalah angan dan keinginan dunia semata?.
Bukankah tujuanmu wahai penuntut ilmu, adalah berprestasi di sekolah?. Jika kamu ditanya; kenapa kamu ingin menjadi orang yang berprestasi?. Sebagai jawaban yang umum tentunya kamu akan menjawab; supaya saya mendapatkan pekerjaan yang terhormat di mata manusia, aku digaji dengan gaji yang tinggi sehingga aku bisa menikah, dan dikaruniai anak. Aku hidup dalam kemudahan tanpa harus bersusah payah. Lalu apa bedanya antara orang yang konsissten dengan orang awam?.
Bukankah demikianlah kenyataanya?. Kamu tentunya akan berkata; tidak, saya tidak seperti itu, saya konsisten supaya bisa bersungguh-sungguh dalam agamaku sehingga aku bisa menempuh jalan kemenangan menuju surga. Sungguh ini terjadi karena kurangnya pemahaman yang benar terhadap tujuan itu. Allah telah memberikan petunjuk bahwa orang yang menginginkan surga harus merasakan kesusahan hidup di dunia untuk keluasan yang tiada tara di akhirat. Allah berfirman;
Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), Maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, Maka mereka itu adalah orang-orang yang usahanya dibalasi dengan baik. (al Israa: 18-19)
Bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam; “Sungguh telah beruntung orang yang telah memeluk Islam, lantas Allah memberinya rezki yang cukup, dan perasaan qana’ah (menerima) terhadap rezki tersebut".(Muslim:1054)
Allah berfirman;”Dialah yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, Maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. dan Hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.”(al Mulk:15) dan Allah memberimu rezeki yang banyak. Dengan amalan yang sedikit, kamu dapat mendulang pahala yang berlipat ganda. Namun, siapakah dan adakah yang memahaminya pada zaman ini? Adakah yang yakin bahwa ketaatan adalah kunci rezki?
Ketahuialah sobat, bahwa tambahan rezki tidaklah datang kecuali dengan banyak bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah. Firman Allah;
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".(Ibrahim:7) jadi bersyukur adalah asas untuk mendapatkan rezki sedangkan syarat syukur adalah menggunakan nikmat tersebut dalam ketaatan pada Allah. Sedangkan bermaksiat kepada Allah dengan nikmat tersebut adalah kekufuran. Inilah kejahiliyaan yang akan menghalangimu untuk kosisiten terhadap agama ini.
Wahai sobat, sebagian dari kita telah konsisiten namun, ia masih mempunyai angan-anagn panjang. Angan untuk memiliki harta, istri yang cantik, rumah yang megah, dan lainnya. Kita tak pungkiri bahwa kenikmatan dan keinginan itu ada dalam hati setiap manusia tanpa terkecuali. Lalu, dimana cita-citamu untuk berjihad membela agama Allah?. Pernakah kamu bercita-cita untuk menempati tempat yang mulia di surga yaitu bersama Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam?. Pernakah kamu bercita-cita menjadi da'I dan ulama rabbany?. Inilah yang kami maksudkan dengan kejahiliyaan, kita telah konsisiten namun masih dicampuri oleh kejahiliyaan. Bukanlah maksud perkataan kami bahwa angan-angan dan cita-cita terhadap kenikmtan dunia adalah haram dan tidak boleh, atau anggapan bahwa memiliki kenikmatan-kenikmtan tersebut meniadakan sifat konsisten seseorang. Sekali-kali tidak begitu saudaraku. Hendaknya kamu ketahui bahwa seseorang yang ingin memulai langkahnya untuk konsisten pada dien ini, haruslah mengubah keinginan dan angan-angan panjangnya. Karena banyak angan-angan akan menjadikan syahwat seseorang menjadi berkuasa atas dirinya. Ia akan senantiasa terdorong untuk bermaksiat.
Kami hanya ingin menekankan bahwa tidak ada halangan untuk mencintai kenikmatan dunia tersebut. Akan tetapi, ada dua syarat yang harus kamu perhatikan ;
1. hendaklah cita-cita dan angan-angan itu di dahului oleh perhatian dan cita-cita kamu terhadap dien ini. Cinta akhirat dan lebih mendahulukan kepentingan dien dan akhirat dari dunia.
2. hendaklah kamu tidak sibuk dengan dunia sehingga akhirat tidak terabaikan.
Ya Allah, janganlah Engkau jadikan dunia ini sebagai perhiasan yang melalaikan dan janganlah Engkau timpakan musibah pada agama kami.

0 komentar:

Posting Komentar