Social Icons

Pages

Sabtu, 13 Juni 2009

Aku merindukan cahaya itu...

Akhi fillah, hijrah dari zaman kegelapan menuju cahaya Islam tidaklah mudah. Terkadang godaan nafsu syahwat masih mempengaruhi langkah-langkah kita. Kamu membutuhkan waktu untuk beradaptasi dan membiasakan diri dengan lingkungan baru. Dalam proses ini ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan;

• Niat
Rasa cinta takkan bersemi kecuali cinta yang tumbuh dalam hati yang bersih. Seorang petani ulung akan menanam bibit unggul pada lahan yang subur. Ia mengolah lahan itu dengan baik. Ia akan menyingkirkan bebatuan dan setiap yang mengganggu tanamannya. Demikianlah hati yang ikhlas, hati itu akan senantiasa bersih dari keinginan-keinginan dunia.
Demikian pula halnya dengan rasa cinta kepada kebenaran dan cahaya Islam. Ia akan menyambut cahaya itu dan merangkulnya dengan hati yang tulus ikhlas. Ia bersedia tunduk dan menerima segala konsekuensi atas pilihannya.
Niat adalah azam(tekad) untuk mengerjakan suatu ibadah sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Niat adalah amalan hati yang dapat membedakan antara adat kebiasaan dan ibadah, membedakan antara ibadah yang satu dengan yang lain.
Jika niatmu telah kamu tujukan untuk mengharapkan wajah Allah, jauh dari mengarapkan ridho manusia, maka kamulah orang yang ikhlas.
Akhifillah, jadilah mukmin yang mukhlis dan masuklah dalam golongan orang yang Allah sebutkan dalam firmanNya;
Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.(al An’Aam: 162)
• Lingkungan
Pengaruh lingkungan sangatlah dahsyat. Seseorang yang hendak konsisten dengan Islam akan menjumpai cobaan dan tantangan akibat lingkungan yang kurang mendukung. Makanya, Islam mewajibkan umatnya untuk hijrah dari negeri kafir kepada negeri Islam karena tentu saja dengan berdiam di negeri orang kafir akan mengancam keimanan dan ibadahnya.
Jadi seorang muslim haruslah memilih lingkungan yang baik untuk tetap konsisten dalam Islam. Dalam lingkungan ini, ada dua kemungkinan yang bisa terjadi yaitu; orang tersebut terpengaruh ataukah ia yang memberi pengaruh. Dalam kondisi yang pertama, kita katakan bahwa ia wajib meninggalkannya dan mencari lingkungan Islami. Sedangkan kondisi yang kedua adalah sebaliknya. Jika ia dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya dan dapat melaksanakan syiar islam dengan baik, maka keberadaannya sangatlah dibutuhkan oleh muslim yang lain dan sebagai dakwah kepada umat non Islam.
• Teman
Dalam berteman pun kita mesti pandai memilih teman yang baik agar ia dapat menguatkan kita dalam berislam. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wasallam pernah bersabda; “Agama seseorang tergantung dari temannya, maka hendaklah setiap kalian melihat siapa temannya”.(Hadits Hasan riwayat Abu Dawud dalam kitab adab/4833)
Jadi, kamu harus pandai memilih teman bergaul. Sudah banyak saudara-saudara kita yang rusak akibat salah dalam memilih teman. Sebaik-baik teman adalah yang mengingatkan kita pada akhirat dan seburuk-buruk teman adalah yang melalaikan kita dengan dunia dan kemaksiatan. Na’uudzu billahi min dzalik.
Akhi fillah, sebelum kita mengarungi indahnya cahaya Islam, penulis mengajak kamu untuk mendeteksi gelapnya kejahiliyaan. Dan berhati-hatilah karena virus ini bisa menjangkiti siapa saja. Ia bisa muncul kembali dan menyebar akibat dari jiwa yang belum bersih. Ataukah ia tertular dari lingkungan dan teman yang kurang baik. Periksalah diri kamu dan tetaplah optimis bahwa kamu bisa bersih dari kejahiliyaan itu.

0 komentar:

Posting Komentar