Social Icons

Pages

Kamis, 02 Juli 2009

Takkan Membaik Sebelum Ia Kembali

Wahai sobat, saya kagum dengan perjuangan saudara-saudara kita dalam mendakwahkan Islam. Namun, tentu ada saja yang perlu dibenahi dalam dakwah itu.

Dakwah Islam adalah dakwah kaffah, ia tidak condong kepada sisi tertentu. Islam mendakwahkan tauhid atau pengesaan kepada Allah dengan tuntunan al-Qur'an dan Sunnah tanpa menutup mata terhadap sisi yang lain. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berdakwah dengan tauhid, akhlak dan seluruh sendi kehidupan lainnya. Dakwah tersebut beliau lakukan secara fardiyah(face to face), sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. Hasilnya pun sangat menakjubkan, umat menerima Islam dan akhirnya tegaklah Syariat Islam. Para sahabat meneruskan dan memperluas dakwah ke pelosok negeri. Khilafah berdiri kokoh menaungi umat. Para musuh Islam menjadi segan dengan Islam dan mereka hidup aman dan tentram oleh keadilan Islam.
Simaklah pesan-pesan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam kepada para aktivis dakwah;
Dari Abu Najih al Irbadh bin sariyah-semoga Allah meridhoinya- diriwayatkan bahwa ia berkata;"suatu hari Rasulullah shallallahu 'Alaihi Wasallam memberi kepada kami wejangan yang menggetarkan hati dan membuat air mata kami berlinang. Maka kami berkata;'wahai Rasulullah, tampaknya ini adalah wejangan terakhir, maka berilah kami wasiat." Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"Aku memberi wasiat kepada kalian supaya tetap bertaqwa kepada Allah 'Azza Wajalla, serta tetap mendengar perintah dan taat, walaupun yang memerintah kalian itu seorang hamba. Karena sesungguhnya siapa saja di antaramu yang masih hidup sepeninggalku nanti pasti akan melihat banyak perselisihan. Maka kalian wajib memegang teguh sunnahku dan sunnah Khulafaurrasyidin yang diberi petunjuk. Dan gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi gerahammu serta jauhilah olehmu urusan-urusan yang dibuat-buat (bid'ah), karena sesungguhnya segala bid'ah itu sesat".(HR. Imam Abu Daud dan Imam Tirmidzi dan dia berkata Hadits hasan shahih)
Dan 'Abdullah bin Mas'ud pernah berkata;"Rasullah shallallahu 'Alaihi Wasallam membuatkan kami sebuah garis kemudian Beliau bersabda;"(garis lurus) ini adalah jalan Allah, kemudian dari garis lurus itu, ia menarik beberapa garis ke kiri dan ke kanan.lalu Beliau bersabda;"dari setiap jalan ini ada syaithan yang memanggil kepadanya. Kemudian Beliau membaca ayat;
Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), Karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalannya.(al An'Am:153).(Shahih Ibnu Hibban 6/13/1)
Aktivis idaman umat adalah yang berpegang teguh pada jalan pendahulu mereka yaitu al-Qur'an dan Sunnah Rasul-Nya. Mereka senantiasa mengajak dan menyeru manusia pada syariat dan hukum Allah. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa mengatakan;
Ya Tuhan kami, kami Telah beriman kepada apa yang Telah Engkau turunkan dan Telah kami ikuti rasul, Karena itu masukanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang menjadi saksi (tentang keesaan Allah)".(ali Imran:53)
Mereka menegakkan hujjah bagi para penentang syariat Allah, al-Qur'an adalah Imam mereka, ayat-ayat-Nya menjadi pembeda antara kebenaran dan kebathilan, kebenaran adalah perhatian mereka sedangkan sunnah Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah senjata dan tameng mereka. Maka ikutilah jalan mereka wahai sobat. Raihlah kemenangan dalam langkahmu.
Simaklah pesan dari Syaikh Utsaimin kepada para aktivis untuk bersatu, berdakwah dengan tadarruj(bertahap) dan kelembutan;
Syaikh Utsaimin berkata tentang hukum hijrah dari negeri orang fasiq;"….jika ia menetap dan berdakwah di jalan Allah sesuai kondisinya maka orang lain akan menjadi baik karenanya. Dan yang lain akan memperbaiki pula yang lainnya sampai mereka dapat memperbaiki negeri tersebut dengan tangannya. Jika masyarakat telah baik, maka pemimpin juga akan menjadi baik. Walaupun melalui jalan penekanan. Akan tetapi yang dapat merusak ini adalah orang-orang yang egois (memperbaiki dirinya sendiri). Kita akan mendapati orang yang seperti ini membuat kelompok-kelompok tertentu dan saling berselisih karena suatu masalah diantara masalah-masalah agama yang sebenarnya dibolehkan berbeda di dalamnya. Inilah yang banyak terjadi. Apatah lagi di negeri yang Islam tidak diterapkan sepenuhnya(tidak kuat) di dalamnya. Dan ada kemungkinan mereka saling bermusuhan dan melakukan kekerasan hanya karena suatu masalah misalnya masalah mengangkat tangan di dalam shalat. Saya akan menceritakan pada kalian kisah yang terjadi pada seseorang di Mina, pada suatu hari, datanglah kepadaku seorang ketua perdamaian antara kedua kelompok yang saling mengkafirkan satu sama lain. Atas apa?? Ia berkata; salah seorang diantara keduanya berkata; termasuk sunnah ketika berdiri dalam shalat adalah meletakkan kedua tangan di atas dadanya sedangkan kelompok yang kedua mengatakan bahwa yang benar adalah dengan meluruskan tangan ke bawah. Dan masalah ini adalah masalah yang sangat ringan dan bukanlah masalah ushul atau furu'(cabang), mereka berkata; tidak, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda;"barang siapa yang membenci sunnahku maka ia bukan dari jalanku(golonganku)" dan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam berlepas diri dari pengkafiran ini. Oleh karena itulah pemahaman yang seperti ini adalah pemahaman yang salah. Karena keduanya saling mengkafirkan.
Dan masalah yang perlu diperhatikan adalah; bahwasanya orang-orang yang mau mengadakan perbaikan di negeri yang Islam belum kuat di dalamnya, mereka saling melontarkan hujatan antara satu dengan yang lain. Seandainya mereka bersepakat dan ketika mereka berbeda pendapat, mereka mau berlapang dada menerima perbedaan itu dan mereka bersatu dalam satu tekad. Maka umat ini akan menjadi baik. Akan tetapi jika umat melihat bahwa orang yang mendakwahkan agama ini dan yang senantiasa konsisten saling mengklaim berbeda dalam masalah agama maka hal ini akan menjadi sorotan buruk bagi mereka dan mereka akan berpencar menjauh dari para penyeru dakwah dan berpaling dari kebaikan dan kebenaran. Bahkan kemungkinan akan terjadi umat akan kemabali mengalami penurunan. Kita berlindung kepada Allah, kita telah melihat seorang pemuda yang menjadi konsisten bahwa agama ini adalah baik, petunjuk dan ia berlapang dada, hatinya tenang namun, ia melihat orang-orang yang konsisiten yang saling berbeda, membenci, mendengki, bermusuhan akhirnya pemuda tersebut tidak konsisten lagi karena ia tidak mendapatkan apa yang diharapkannya. (Syarah al ‘Arbain an Nawawy, Syaikh Utsaimin/17-18)

0 komentar:

Posting Komentar