Social Icons

Pages

Kamis, 02 Juli 2009

Remaja Sasaran Empuknya

Tragis!, Menjadi sasaran empuk memang sangat menyakitkan. Hampir tidak ada manusia yang mau jadi sasaran atau korban penindasan. Namun hampir tak ada pula yang sadar ketika kehormatan agamanya telah ditindas. Adakah diantara kamu yang merasa teriris hatinya mendengar nasib saudara kita muslim yang tertindas di seluruh belahan dunia? Kalau biasa-biasa saja atau malah tidak mau tahu dengan itu berarti kamu perlu waspada karena rudal musuh bisa mengenai siapa saja dan mencabut emosi kamu untuk membela dan memperjuangkan Islam.

Sadarlah, gejala kurangnya perhatian remaja Islam akan realita umat adalah bentuk nyata berhasilnya musuh dalam meracuni pikiran generasi ini. Mereka telah dipalingkan dan disibukkan dengan kekaguman pada penampilan musuh yang memukau. Memang dunia telah ada di tangan mereka. Dunia teknologi, informasi dan ekonomi telah mereka kuasai. Tapi akhirat mereka nol dan capeknya mereka mengurus dunia dan memikirkan kehancuran Islam berujung dengan siksa neraka. Amalan yang sia-sia namun patut diwaspadai!
Islam ya’lu walaa yu’laa, Islam akan tetap mulia walaupun umat ini berbondong-bondong murtad dan berpaling darinya. Yakinlah jika kamu berhenti dan memilih bersama barisan musuh, niscaya Allah akan mendatangkan kaum lain yang akan berjihad membela agamanya. Siapakah yang mau tereliminasi di jalan yang lurus ini? Tentu tidak! simaklah pernyataan musuh tentang hasil pengamatan mereka;
“Mari kita adakan perbandingan, kebanyakan orang memang telah melantarkan al-Qur'an… kebanyakan orang bepergian ke sana kemari dan jarang bepergian menuju kota mekkah… kebanyakan orang demikian cenderung dengan gaya peradaban Barat sehingga menguasai semua tindak-tanduk mereka, baik dalam makan, minum, berpakaian, tempat tinggal”
Seorang hakim berkebangsaan perancis di Al-jazair satu abad sebelum ini pernah berkata, ''Kita wajib menghalangi al-Qur'an yang berbahasa Arab ini dari kehidupan mereka sehingga kita bisa mengalahkan mereka”(Ucapan-ucapan ini diambil dari kitab Qadah al-Gharb Yaqulun: 'Dammirul al-Islam Wa Abidul Ahlah ' karya Jala Al-Alim)
Sesungguhnya mereka telah melakukan penelitian dan pertemuan dengan para antek-anteknya untuk menjauhkan umat khususnya kaum remaja dari Islam. Kenapa mesti kamu yang jadi korban? Tanda tanya besar; apakah kamu mau menjadi korban berikutnya?
Ibrah para sahabat kan senantiasa menggema di sepanjang masa. Mereka pantas menjadi panutan kamu dalam menangkal serangan musuh sebagaimana mereka telah berpengalaman dalam berbagai medan pertempuran yang sangat dahsyat melawan musuh. Sekarang muncul sebuah pertanyaan bagi kamu; apakah yang menyebabkan mereka memiliki semangat juang yang tinggi hingga mereka rela mengorbankan tenaga, waktu, harta sampai nyawa sekalipun untuk Islam?
Ketahuilah sobat, ada beberapa hal yang perlu kamu perhatikan dalam memahami Islam sebagaimana pemahaman para sahabat. Teladanilah mereka, bukanlah mustahil jika semangat, umar, thariq bin ziyad, shalahuddin al ayyuuby kembali muncul di zaman ini. Kembali disandang oleh para kawula muda. Yakinlah, insyaAllah kamu pasti bisa!
Yang pertama, para sahabat memahami bahwa Islam adalah agama yang menginginkan perubahan.
Perubahan identik dengan istilah reformasi yang kamu kenal saat ini. Namun perubahan yang dinginkan oleh Islam adalah mencegah kemudharatan dan menebarkan kemaslahatan. Sungguh indah, namun hanya segelintir orang yang memahami indahnya Islam. Simaklah bagaimana Islam mengubah asumsi keliru masyarakat jahiliyah. Masalah ini sama ketika kita ingin membandingkan antara masyarakat pribumi dengan eksodus alias pendatang. Survei membuktikan bahwa orang pendatanglah yang banyak berhasil di negeri lain. Kenapa bisa demikian? Diantara sebabnya adalah karena masyarakat pendatang telah membandingkan kebiasaan di negerinya dengan negeri baru yang ia tempati. Kalau sebelumnya ia memahami bahwa tidur pagi adalah wajib, sekarang ia menyaksikan di lingkungan barunya bahwa orang-orang sudah beraktivitas dan sibuk sejak jam 4 subuh. Akhirnya asumsinya pun ia buang jauh-jauh dan kini ia mulai semangat dan berusaha bangun tidur sebelum jam 4 subuh. Demikialah Islam datang mengubah pemahaman masyarakat jahiliyah untuk kemaslahatan. Contohnya adalah pemahaman bahwa orang yang kuat adalah yang berbadan kekar, sehat dan sering berolah raga. Islam mengubah pemahaman ini dengan pernyataan bahwa orang yang kuat adalah yang mampu mengendalikan dirinya ketika ia marah. Atau pernyataan lain bahwa orang pintar adalah orang yang selalu ranking satu di sekolah atau yang tinggi nilai IPK nya di kampus. Islam mengubah pemahaman ini bahwa yang paling pintar adalah orang yang zuhud yaitu orang yang tidak terlena dengan dunia dan mementingkan akhiratnya semata.
Coba simak kisah Umar bin Khatthab yang memakan Tuhannya di zaman jahiliyah. Kisah singkatnya begini, merupakan kebiasaan orang arab musyrikin zaman jahiliyah adalah bersafar, untuk itu mereka membuat patung dari adonan tepung agar mereka bisa beribadah dalam perjalanan. Wal hasil, ketika lapar, patung-patung itu maraca preteli satu persatu. Umar sering tersenyum mentertawakan dirinya pada zaman jahiliyah. Akhirnya Beliau pun memeluk Islam dan berkhidmat untuk Islam setelah sebelumnya ia banyak memerangi umat Islam.
Demikianlah Islam yang dipahami sahabat, trus bagaimana dengan kamu? Apakah kamu masih memegang prinsip kamu yang bertentangan dengan Islam? Ingatlah sobat, diantara konsekuensi iqrar kalimat syahadat adalah menyerahkan diri, tunduk dan penghambaan di hadapan Allah. Lepaskanlah dirimu dari kejahiliyaan dan rangkullah indahnya Islam, dekaplah dalam pelukanmu.
Yang kedua, sahabat memahami bahwa Islam adalah untuk diperjuangkan.
Cukuplah abu bakar sebagai contoh keteladanan Beliau yang gigih mendakwahkan Islam, pada hari kedua memeluk Islam, Beliau sudah mengislamkan 6 orang. Padahal ayat yang turun waktu itu belum banyak. Beliau memahami bahwa Islam adalah agama dakwah. Perlu untuk diperjuangkan dan diangkat ke permukaan. Walau banyak cobaan yang menghadang, para sahabat –semoga Allah meridhoi mereka semua- tampil menjadi pembela Islam. Yah, mereka memahami bahwa konsekuensi masuk Islam adalah kita harus mendakwahkannya. Jadi secara otomatis kita menjadi seorang da’I atau ustadz dalam istilah lain pembawa misi(misionaris).
Yang ketiga, sahabat memahami bahwa konsekuensi dari perjuangan adalah pengorbanan.
Kamu masih ingat peristiwa turunnya wahyu pertama di gua hira sebagai tanda kerasulan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam setelah kejadian menegangkan di dalam gua Beliau keluar dan kembali dikagetkan dengan sosok makhluk yang sangat besar yang memenuhi ufuk timur dan barat. Dialah malaikat Jibril Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaih Wasallam pulang kepada istrinya Khadijah dengan gemetar. Sang istri menenangkannya dan membawanya kepada Waraqah ibn Naufal seorang pendeta ahlul kitab, setelah Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menceritakan kejadian yang dialaminya, Waraqah pun menjelaskan bahwa kejadian yang Beliau alami persis sama dengan Nabi Musa –keselamatan baginya- yang juga pernah dijumpai oleh malaikat Jibril. Dan yang perlu untuk kita camkan yaitu pernyataan Waraqah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam akan mendapatkan penindasan dari kaumnya atas risalah Islam yang Beliau bawa. Jadi, Islam menuntut kita untuk mengorbankan semua potensi yang kita miliki. Dakwah ini menuntut lahirnya para mujahid muda. Janganlah kamu merasa minder dengan Islam. Tampakkanlah, ingatlah kisah Khabbaab, sahabat yang pertama kali menunjukkan keIslamannya, Beliau pun mendapatkan perlawanan keras dari majikannya Beliau sering dipukul dengan besi panas. Nah, apakah kamu sudah pernah berdakwah terus dianiaya karenanya? Tentu tidak bukan? Ingatlah banyak remaja Islam yang telah terkena penyakit Wahn mereka minder dengan Islam dan takut untuk menampakkannya. Siapakah di balik semua ini? Apakah perang pemikiran sudah sampai menjangkiti para aktivis? Sungguh pertanyaan demi pertanyaan kan kulontarkan untuk mendobrak semangatmu dalam berjuang dan berkorban demi Izzul Islam wal Muslimin.

0 komentar:

Posting Komentar