Social Icons

Pages

Kamis, 02 Juli 2009

Raih kemuliaan dengan jihad

Jihad berasal dari kata jaahada-yujaahidu yang bermakna; mengerahkan segenap tenaga dan kesungguhan untuk menaklukkan musuh. Jihad dari segi musuhnya terbagi menjadi 3;...

jihad terhadap diri sendiri
jihad terhadap diri sendiri adalah membiasakan diri untuk menunaikan kewajiban-kewajiban serta meninggalkan hal-hal yang diharamkan. Jihad terhadap nafsu membutuhkan kesungguhan dan pengorbanan yang besar. Karena setiap manusia memiliki dua nafsu yaitu nafsu (ammaarah) yang senantiasa mengajak kepada kejahatan, dan nafsu (muthmainnah) yang tenang dalam ketaatan. Keduanya akan saling mempengaruhi. Maka, nafsu yang muthmainn akan berjihad melawan nafsu ammaarah. Aktivitas manusia yang paling banyak membutuhkan jihad terhadap diri sendiri adalah ikhlas kepada Allah dalam beribadah, bermuamalah, menuntut ilmu dan lainnya.
Para salaf adalah teladan dalam berjihad melawan hawa nafsu. Mereka senantiasa mengikhlaskan niatnya kepada Allah dalam segala ibadahnya. Sebagian salaf berkata;”saya tidak berjihad terhadap diriku sendiri atas sesuatu yang melebihi jihadku terhadap keikhlasan, karena manusia condong hatinya untuk dilihat manusia atau mengerjakan amalan akhirat sedangkan hatinya condong kepada niat untuk mendapatkan sesuatu dari kenikmatan dunia atau selainnya.
Jadi keikhlasan mengharuskan kamu untuk jihad yang ekstra kuat.
Jihad terhadap diri sendiri adalah jihad pertama yang harus dilakukan sebelum jihad terhadap orang munafiq dan orang kafir. Bahkan setiap amalan memerlukan jihad terhadap diri sendiri. Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, bahwasanya Beliau bersabda ketika Beliau pulang dari perang Tabuk;”kita telah pulang dari jihad yang paling kecil menuju jihad yang paling besar”. Maksudnya jihad terhadap diri sendiri.(al ‘Ajaluuny dalam kasyful khifaa-i/10/511)
jihad terhadap orang-orang munafiq
Jihad terhadap orang munafiq adalah diantara jihad yang paling sulit. Karena orang munafiq adalah musuh dalam selimut. Bahkan mereka adalah musuh yang sebenarnya. Allah berfirman;
mereka Itulah musuh (yang sebenarnya) Maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?(al Munaafiquun:4)
Dan orang-orang munafiq-kita memohon perlindungan Allah darinya- mereka berada diantara kita, mereka shalat, bersedekah, puasa dan mengaku bahwa mereka adalah Islam. Akan tetapi mereka adalah mata-mata bagi kita;
Dan bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: "Kami Telah beriman". dan bila mereka kembali kepada syaitan-syaitan mereka, mereka mengatakan: "Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok."(al Baqarah:14)
Bisa saja ada seorang datang kepadamu yang mengaku ingin menuntut ilmu, kamu bersamanya dan menjadikannya sahabat. Ia menampakkan perhatiannya padamu. Jika ia bertemu dan ditanya oleh sesamanya dari orang munafiq; kenapa kamu berteman dengan orang mukmin? Ia menjawab;sebenarnya saya hanya berolok-olok saja kepadanya..sebagaimana orang munafiq telah muncul di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mereka telah menyelinap di tubuh kaum muslimin saat ini.
Lalu, bagaimana berjihad terhadap orang munafiq? Mereka tidak akan mungkin diperangi dengan pedang, kenapa? Karena mereka mengaku sebagai orang mukmin. Oleh sebab itulah, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak mengizinkan untuk membunuh orang-orang munafiq. Belilau menolak untuk membunuh mereka dan bersabda;”janganlah manusia membicarakan bahwa Muhammad membunuh sahabatnya”.(Bukhari/kitab tafsir/4905)
Jadi, jihad terhadap mereka adalah jihad dengan ilmu dan peringatan. Jangan putus asa karena telah banyak orang munafiq yang bertaubat pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, sebagaiman firman Allah;
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan manjawab, "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu kafir sesudah beriman. jika kami memaafkan segolongan kamu (lantaran mereka taubat), niscaya kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa.(at Taubah:65-66)
Kapankah ampunan berlaku bagi mereka? Yaitu dengan iman dan taubat dari nifaq. Allah Ta’ala telah memberikan nikmatnya kepada orang-orang munafiq hingga mereka bertaubat. Maka janganlah berputus asa dalam mendakwahi mereka. Berjihadlah dengan ilmu, penjelasan dan nasehat kepada jalan yang lurus. Peringatkanlah mereka tentang akibat dari perbuatannya.
jihad terhadap orang-orang kafir dan yang memerangi Islam.
Dari Abu Hurairah-semoga Allah meridhoinya- Beliau berkata;’Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;”amalan apakah yang paling afdhol? Beliau berkata;”iman kepada Allah dan RasulNya, dikatakan, kemudian apa? Beliau berkata;”jihad di jalan Allah”, dikatakan, kemudian apa? Beliau berkata;”haji mabrur”(Bukhari/kitab iman/26)
Dari Ibnu Mas’ud-semoga Allah meridhoinya-Beliau berkata;”saya berkata;”wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala? Beliau berkata;”shalat pada waktunya” aku berkata;”kemudian apa?” Beliau berkata;”berbakti kepada kedua orang tua” aku berkata;”kemudian apa?”Beliau berkata;”jihad di jalan Allah”.(Bukhari/kitab iman/26)
Allah berfirman;
“…dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”(at Taubah:36) yaitu kita diwajibkan untuk memerangi mereka semuanya. Setiap orang kafir wajib atas kita untuk memeranginya sampai mereka mengatakan;Laa Ilaaha Illallah, mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan ramadhan, berhaji, atau membayar jizyah(Jizyah ialah pajak per kepala yang dipungut oleh pemerintah Islam dari orang-orang yang bukan islam, sebagai imbangan bagi keamanan diri mereka) sedangkan mereka tunduk terhadap Islam. Jika mereka telah sepakat untuk membayar jizyah dan bersedia tunduk dalam Islam, maka mereka telah selamat dari perang. Sebagaimana firman Allah;
Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yang diharamkan oleh Allah dan RasulNya dan tidak beragama dengan agama yang benar (agama Allah), (yaitu orang-orang) yang diberikan Al-Kitab kepada mereka, sampai mereka membayar jizyah dengan patuh sedang mereka dalam keadaan tunduk.(at Taubah:29)
Maka wajib atas muslimin untuk memerangi kaum kafir dimanapun mereka berada sampai mereka menerima untuk membayar jizyah.
Jika ada yang bertanya; bagaimana jihad terhadap mereka pada zaman ini? Kita katakan sesunggunya wajibnya jihad mempunyai beberapa persyaratan diantaranya; kemampuan sebagaimana firman Allah Ta’ala; “Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu…”(at Taghaabun:16) dan firmanNya;”Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. dia Telah memilih kamu dan dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan…”(al Haaj:78)
Saat ini kita telah menyaksikan kejadian yang sangat memperihatinkan dimana kaum muslimin saling membunuh, dan mereka tidak berpikir untuk meninggikan kalimat Allah. Diantara mereka ada yang berjihad dengan menyembelih manusia seperti menyembelih hewan. Mereka banyak melakukan kerusakan dan menimbulkan banyak kerugian, mereka menjatuhkan kehormatan Islam. Bagaimana mereka dapat memerangi kaum kafir sedangkan para pemimpin di negeri itu telah menjual kehormatan islam dengan menengadahkan tangan kepada kaum kafir. Dan tidak adanya kesiapan yang matang untuk berjihad di jalan Allah.
Sebagian saudara-saudara kita telah terpengaruh dengan kemajuan yang diperoleh oleh kaum kafir. Mereka menganggap aktivitas mereka lebih baik dari keseharian umat Islam seperti shalat, puasa, haji dan sebagainya. Mereka telah dibutakan oleh dunia, lalu meninggalkan saudara-saudara mereka dan mendukung kaum kafir hanya karena dunia. Bagaiman kita berjihad dalam keadaan seperti ini?
Allah berfirman; “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui.”(al Baqarah:216) siapakah yang mewajibkannya? Allah yang telah mewajibkannya, walaupun kita membencinya karena itu adalah baik bagi kaum muslimin. Allah telah mempersiapkan kebaikan yang banyak bagi orang yang berjihad;”Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu Aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu Mengetahui.”(ash Shaaf:10-11)
Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki.Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Ali Imran:169-170)
Kaum muslimin telah diwajibkan untuk memerangi musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi, Nasharani, orang musyrik, syiah dan selainnya demi tegaknya kalimat Allah. Dengan pilihan; apakah mereka masuk islam ataukah mereka membayar jizyah dan tunduk atas Islam. Kita tidak mengatakan bahwa mereka harus masuk Islam akan tetapi kita katakan bahwa Islam harus tegak di muka bumi ini. Jika mereka menolak kedua pilihan tersebut maka wajib untuk diperangi. Akan tetapi sebelum memeranginya kita diwajibkan untuk mempersiapkan kekuatan sebagaimana firman Allah;”Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi…”(al Anfaal:60) dan kekuatan ada dua yaitu; kekuatan iman dan materi. Yaitu iman kepada Allah disertai amal shalih. Namun keadaan kaum muslimin saat ini sangatlah memprihatinkan, karena mereka telah terbelakang dari kedua kekuatan utama itu.
Jadi, jihad wajib hukumnya, namun ia seperti kewajiban yang lain yang harus disertai dengan kekuatan untuk menunaikannya. Wallahu A’lam
Manakah yang lebih utama(afdhol) antara ilmu dan jihad di jalan Allah?
Syaikh 'Utsaimin menjawab pertanyaan ini dalam kitab penjelasan hadits arbain an Naway;"Jawabannya; dilihat dari posisinya sebagai ilmu, maka ilmu lebih afdhol daripada jihad di jalan Allah, karena semua manusia membutuhkan ilmu. Imam Ahmad pernah berkata;"ilmu tidak dapat dihargai dengan sesuatu apa pun bagi yang niatnya benar" dan tidaklah selamanya jihad itu menjadi wajib 'ain(wajib bagi setiap orang) sebagaimana firman Allah dalam surah atTaubah ayat 122;
Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). (Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.
" Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang)" sekiranya fardhu 'ain maka tentunya jihad akan diwajibkan bagi seluruh kaum muslimin. "(Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang" yaitu kaum yang lain tinggal(tidak ikut berperang). ” untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."(at Taubah:122)
Akan tetapi karena setiap orang berbeda keadaan dan zamannya, maka mungkin kita katakan kepada seseorang;bahwa yang paling afdhol bagimu adalah jihad dan pada orang yang lain bahwa yang afdhol baginya adalah menuntut ilmu. Jika ia adalah orang yang mempunyai semangat dan kuat tapi ia bukan orang yang cerdas, maka yang afdhol baginya adalah jihad karena dia layak untuk berjihad. Ada pun jika orang itu cerdas, kuat dalam hafalan, kuat dalam berhujjah, maka yang afdhol baginya adalah menunutut ilmu jadi ini tergantung dari keadaan seseorang. Ada pun dari segi zaman maka jika kita berada di jaman yang banyak di dalamnya Ulama dan Islam membutuhkan orang-orang yang bisa membentengi pertahanan kaum muslimin dari musuh, maka yang afdhol bagi kita adalah jihad. Ada pun jika kita berada di zaman yang tersebar kebodohan yang nampak dan tersebar perbuatan bid'ah dalam masyarakat, maka menuntut ilmu lebih afdhol.

0 komentar:

Posting Komentar