Social Icons

Pages

Senin, 27 Desember 2010

Ancaman Bagi Pengikut Hawa Nafsu Dan Pemecah Belah Umat

Oleh; Abu Nabiela eL Medina
Masalah perpecahan dan perpselisihan adalah sangat penting dan memprihatinkan. Oleh sebab itu, kami akan menyebutkan ancaman dan peringatan keras dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam untuk tidak terjatuh dalam perpecahan apalagi sampai tersesat. Na’udzubillah min dzalik. Disamping itu, perkataan generasi shalih terdahulu juga sangat tepat untuk kita jadikan sebagai petunjuk dalam meniti jalan penuh syubhat dan syahwat ini.

1. Al Quran melarang umat Islam untuk berpecah dan berselisih
Al Qur’an telah menjelaskan kepada kita bahwasanya perpecahan itu pasti akan terjadi dan tidak akan bisa dihindari. Perpecahan adalah sunnatullah yang tidak akan pernah tergantikan atau diubah pada setiap kaum dan manusia secara keseluruhan. Namun, Telah banyak pula ayat yang menyebutkan tentang larangan dan peringatan untuk tidak berpecah yang ditujukan kepada ahlul kitab dan umat-umat terdahulu yang berpecah, berselisih dan bercerai berai menjadi suatu kelompok, partai dan golongan. Padahal, Allah telah menurunkan kepada mereka petunjuk berupa kitab-kitab supaya mereka mewaspadai perpecahan tersebut, Allah juga telah mengirim Rasul-rasulnya agar manusia senantiasa bersatu di dalam kebenaran yang datangnya dari Allah Ta’ala semata bukan selainnya.
Dan ayat-ayat yang menjelaskan akan hal itu sangatlah banyak, diantaranya; firman Allah Ta’ala; “dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.”(al An’am: 153.) jalan yang lurus adalah Al Qur’an dan Islam. Jalan yang lurus adalah fitrah yang telah Allah tanamkan dalam diri manusia sejak lahir. Sedangkan jalan-jalan yang lain adalah hawa nafsu, perpecahan, bid’ah dan perkara-perkara baru. Mujahid –rahimahullah- ketika mengomentari firman Allah; “dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)” Beliau berkata ; yakni bid’ah dan syubhat-syubhat dan kesesatan-kesesatan”.
Allah Ta’ala telah mengabarkan bahwasa ada sebagian orang yang memperturutkan nafsunya untuk mengetahui perkara syubhat yaitu masalah –masalah yang hanya Allah saja yang tahu. Allah menyebutnya sebagai Ahlu azzaigh dan al Fitnah yaitu orang-orang yang memperturutkan hawa nasunya dan pemecah belah umat., Allah Ta’ala berfirman;
Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.(Ali Imran: 7)
Ayat yang muhkamaat ialah ayat-ayat yang terang dan tegas maksudnya, dapat dipahami dengan mudah. Termasuk dalam pengertian ayat-ayat mutasyaabihaat: ayat-ayat yang mengandung beberapa pengertian dan tidak dapat ditentukan arti mana yang dimaksud kecuali sesudah diselidiki secara mendalam; atau ayat-ayat yang pengertiannya hanya Allah yang mengetahui seperti ayat-ayat yang berhubungan dengan yang ghaib-ghaib misalnya ayat-ayat yang mengenai hari kiamat, surga, neraka dan lain-lain.
Allah Tabaaraka Wata’ala telah melarang umat ini dari apa yang telah membuat umat-umat terdahulu terjatuh dalam perpecahan dan perselisihan setelah datang kepada mereka penjelasan, Allah juga telah menurunkan kepada mereka kitab-kitab. Allah Ta’ala berfirman;
dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. mereka Itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat,(Ali Imran: 105) dalam ayat yang lain, Allah juga telah mengancam orang-orang yang melakukan perpecahan dengan adzab yang besar. Allah menjelaskan tentang keadaan mereka kelak di akhirrat dalam firmanNya;”pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula muka yang hitam muram. ".(Ali Imran:106) Ibnu Abbas berkaata; “wajah para pengikut sunnah putih berseri dan wajah pelaku bid’ah hitam muram”.
Diantara ketetapan Allah Ta’ala atas hamba-hambaNya adalah bahwa mereka senantiasa akan berselisih dan berpecah kecuali yang mereka yang dirahmati olehNya. Allah telah menetapkan ini sebagai cobaan dan takdir yang takkan bisa diubah oleh siapapun, Allah berfirman; “Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat,”(Huud : 118.)
Allah –tabaaraka wata’ala- mencela kedua belah pihak yang berpecah dalam firmanNya Ta’ala; “tetapi mereka Senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu.” (Huud:118-119) Allah mengecualikan orang yang mendapatkan rahmat dari perselisihan (tersebut), begitupula FirmanNya Ta’ala; “yang demikian itu adalah karena Allah telah menurunkan Al kitab dengan membawa kebenaran; dan Sesungguhnya orang-orang yang berselisih tentang (kebenaran) Al kitab itu, benar-benar dalam penyimpangan yang jauh (dari kebenaran).” (al Baqarah: 176.)

0 komentar:

Posting Komentar