Social Icons

Pages

Minggu, 25 Juli 2010

BIOGRAFI SINGKAT IMAM BUKHORI

Nama Imam Bukhori, Kunniyah, dan Nasab Beliau :
Nama beliau adalah : Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Al Mughiroh bin Bardizbah (ada yang berpendapat Badzduzbah) Al Ju’fi
Kunniyah beliau adalah : Abu Abdillah

Ayah beliau adalah salah seorang ulama hadits yang sangat terkenal dan Ibu beliau merupakan wanita yang taat beribadah.

Bentuk Fisik dan Akhlak Beliau :

Imam yang telah nampak kecerdasannya sejak belia ini seorang yang bertubuh kurus, tidak tinggi dan juga tidak pendek serta berkulit kecoklatan.
Beliau merupakan satu dari tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala di muka bumi ini, dikenal masyarakat dengan kewara’annya, penyayang, dan merupakan teladan dalam berinfak. Beliau juga seorang yang banyak beribadah pada malam hari, cekatan dalam mengendarai kuda dan piawai dalam membidikkan panah.
Kelahiran dan Asal Negeri Beliau
Sang alim ini bukan orang Arab, beliau lahir di negeri Bukhara yang kepadanya beliau dinisbatkan sehingga dikenal dengan nama Bukhari. Negeri Bukhara sekarang lebih dikenal dengan Uzbekistan. Beliau lahir pada hari Jumat, tanggal 13 Syawal tahun 194 H.
Perkembangan Ilmu Beliau dan Rihlah dalam Menuntut Ilmu
Allah Azza wa Jalla telah mengaruniakan kepada beliau hati yang bersih, otak yang cerdas, dan hapalan yang sangat kuat hingga boleh dikatakan bahwa dalam usia yang sangat muda beliau telah sejajar dengan beberapa ulama di negaranya. Ketika usianya baru mencapai 16 tahun beliau sudah menghafal buku-buku Imam Abdullah bin Mubarak dan Waki’ bin Jarrah serta menguasai pendapat dan pokok-pokok pemikiran Ahli Ra’yi.
Beliau tumbuh dalam asuhan sang Ibu. Pada tahun 210 H bersama ibu dan ditemani kakaknya Ahmad, sang imam ini menunaikan ibadah haji kemudian menetap (di Makkah) untuk menuntut ilmu hadits dan kadang-kadang berangkat ke Madinah. Di sela-sela waktu tersebut beliau mengarang beberapa kitab. Di antaranya adalah At Tarikh Al Kabir yang beliau susun di sisi kuburan Rasululah صلى الله عليه وسلم.
Selain di Mekkah dan Medinah beliau juga telah mengadakan rihlah untuk menuntut ilmu ke berbagai negara diantaranya Syam (Damaskus dan sekitarnya), Mesir, Kufah, Bashrah dan Baghdad.
Guru-guru beliau
Imam Bukhari telah bertemu dan belajar dari para ulama yang sangat banyak dari berbagai belahan dunia, beliau pernah mengatakan : “Saya telah menuntut ilmu dari 1080 orang yang kesemuanya adalah ahli hadits”
Diantara guru beliau yang terkenal :
1. Abu ‘Ashim An Nabil, Dhahhak bin Makhlad Asy Syaibani Al Bashri (wafat 212 H)
2. Abu Nu’aim, Fadhl bin Dukain (wafat tahun 218/219 H)
3. Abu Raja’ Al Baghlani, Qutaibah bin Said bin Jamil Ats Tsaqafi (wafat 240 H)
4. Abu Abdillah Nu’aim bin Hammad Al Marwazi (wafat tahun 228 H); seorang faqih dan menguasai ilmu Faraidh serta salah seorang imam ahlis sunnah yang tegas terhadap ahli bid’ah
5. Abul Husain Ali bin Abdullah Al Madini (wafat 234 H); salah seorang imam dan ulama yang paling ahli di bidang hadits dan ‘ilal pada zamannya
6. Abu Zakariyya Yahya bin Ma’in Al Baghdadi (wafat tahun 233 H); salah seorang hafizh dan imam yang tenar terutama dalam ilmu Al Jarh wa At Ta’dil
7. Abu Muhammad, Ishaq bin Ibrahim Al Hanzhali, yang lebih dikenal dengan Ibnu Rahawaih (wafat 238 H); hafizh, mujtahid dan rekan Imam Ahmad. Beliaulah yang mengusulkan pertama kali untuk mengumpulkan hadits-hadits shohih dalam satu kitab.
8. Abu Abdillah Ahmad bin Hanbal Asy Syaibani (wafat 241 H); imam Ahlis Sunnah wal Jam’ah, faqihul muhadditsin dan muhadditsul fuqaha
9. Abu Bakar, Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Al Kufi (wafat 235 H); hafizh dan penyusun kitab Al Mushannaf
10. Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli An Naisaburi (wafat 258 H); seorang hafizh yang mulia, guru sekaligus rekan Imam Bukhari
Murid-murid beliau :
Keluasan ilmu beliau terdengar ke berbagai pelosok bumi ini sehingga tidak heran jika begitu banyak penuntut ilmu yang mendatanginya untuk talaqqi ilmu. Menurut Muhammad bin Yusuf Al Firabri jumlah murid yang mendengarkan dan meriwayatkan dari beliau kitab shohih Bukhari berjumlah 90.000 orang.
Diantara murid beliau yang terkenal :
1. Abul Husain Muslim bin Hajjaj An Naisaburi (wafat 261 H); penyusun kitab Shahih Muslim
2. Abu Isa Muhammad bin Isa Tirmidzi (wafat 279 H); penyusun kitab Jami’ atau Sunan Tirmidzi dan beliau salah seorang murid yang terdekat dengan Imam Bukhari
3. Abu Abdirrahman Ahmad bin Syuaib An Nasaai (wafat 303 H); penyusun kitab Al Mujtaba’ atau Sunan Nasaai
4. Abu Muhammad Abdullah bin Abdirrahman Ad Darimi (wafat 255 H); penyusun kitab Sunan Darimi
5. Abu Abdillah Muhammad bin Nashr Al Marwazi (wafat 294 H); faqih, hafizh, imam dan penulis beberapa kitab yang bermanfaat seperti Ta’zhim Qadri Ash Sholah dan Qiiyam Al Lail
6. Abu Hatim Muhammad bin Idris Al Hanzhali Ar Rozi (wafat 277 H); hafizh dan salah seorang ulama al jarh wa at ta’diel.
7. Abu Bakar Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah (wafat 311 H); imamnya para imam dan penyusun kitab Shohih Ibn Khuzaimah
8. Abu Ishaq Ibrahim bin Ishaq Al Harbi (wafat 285 H); salah seorang tokoh ulama di zamannya yang digelari dengan Syaikhul Islam, Daraquthni pernah mengatakan bahwa beliau disamakan dengan Imam Ahmad dari sisi zuhud, ilmu dan wara’nya.
9. Muhammad bin Yusuf Al Firabri (wafat 330 H); salah seorang yang meriwayatkan shohih Bukhari dan riwayatnya adalah riwayat yang paling dikenal
10. Abu Ishaq Ibrahim bin Ma’qil An Nasafi (wafat 295 H); termasuk yang meriwayatkan shohih Bukhari dengan sanadnya di negeri Maghrib.
Kadar Keilmuan Beliau
A. Kecerdasan dan Kekuatan Hafalan Beliau
Beliau sangat menonjol dalam kekuatan hafalan, beliau pernah mengatakan : “Aku menghafal 100.000 hadits shohih dan 200.000 hadits yang tidak shohih”.
Hasyid bin Ismail dan seorang temannya yang lain bercerita bahwa Imam Bukhari pulang pergi bersama mereka berdua menuntut ilmu hadits waktu itu beliau (Bukhari) masih sangat muda dan tidak pernah mencatat pelajaran. Kami senantiasa mengingatkan dan mempertanyakan sikapnya itu yang terkesan kurang memperhatikan pelajaran. Hingga suatu hari beliau berkata, “Kalian berdua terlalu sering memprotes sikap saya ini, coba tunjukkan dan sebutkan hadits-hadits yang telah kalian catat”. Maka kami menunjukkan kepadanya catatan kami berdua, lalu beliau menambah 15.000 hadits yang beliau baca lewat hafalannya sehingga kami mengecek kebenaran catatan kami dengan hafalan beliau…”
Beliau juga pernah berkata, “Mungkin saja sebuah hadits yang aku dengarkan di Bashrah nanti saya tulis di Syam dan boleh jadi sebuah hadits yang aku dengarkan di Syam nanti aku catat di Mesir”
Abul Azhar bercerita, “Pernah 400 muhaddits berkumpul di Samarkandi dan berusaha menjatuhkan Imam Bukhari dalam kesalahan, mereka memasukkan (mengaduk) sanad Syam ke sanad Irak dan sanad Yaman ke sanad Haram akan tetapi mereka tidak sanggup menjatuhkan Imam Bukhari walaupun sekali”
B. Fikih Beliau
Imam ini walaupun lebih dikenal sebagai ahli hadits namun bukan berarti beliau tidak menguasai fiqh, bahkan begitu banyak pengakuan dari para ulama yang menjelaskan tingginya kedudukan beliau dalam bidang fiqh. Ya’qub Ad Dauraqi mengatakan, “Muhammad bin Ismail faqihnya ummat ini”. Al Hafizh Muhammad bin Basysyar berkata, “Beliau manusia yang paling faqih di zaman ini”. Imam Qutaibah yang merupakan salah seorang dari guru beliau yang terkenal ketika ditanya tentang hukum thalak yang diucapkan oleh seorang yang sementara mabuk, sebelum beliau menjawab datang Bukhari menemui beliau maka Imam Qutaibah berkata kepada si penanya, “Ini dia Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Rahawaih dan Ali bin Al Madini Allah mendatangkan mereka untukmu”, beliau berkata demikian sambil menunjuk ke Imam Bukhari; artinya beliau memandang ilmu Imam Bukhari sepadan dengan ilmu ketiga imam besar itu jika digabungkan.
Kefakihan beliau sangat nampak dari judul-judul bab yang beliau sebutkan pada kitab shohih Al Bukhari, karena penjudulan bab merupakan hasil istinbath (pengambilan hukum) dari hadits-hadits yang disebutkan di bawahnya. Kefaqihan beliau yang sangat istimewa ini sulit dicapai oleh banyak orang sehingga terkadang sebagian judul bab yang beliau tulis seakan-akan tidak memiliki kaitan dengan hadits yang disebutkan di bawahnya kecuali setelah diperhatikan dengan saksama atau membaca penjelasan para pensyarah Shohih Bukhari utamanya Al Hafizh Ibnu Hajar Al Asqalani rahimahulloh.
C. Ilmu Al Jarh wa At Ta’dil dan Ilmu ‘Ilal
Ilmu ‘ilal adalah cabang ilmu hadits yang menjelaskan cacat dan kelemahan yang terdapat dalam sebuah hadits. Ilmu ini adalah ilmu yang sangat mulia namun terpelik dari seluruh cabang-cabang ilmu hadits, karenanya sangat sedikit ahli hadits yang menonjol dan menguasai dengan baik ilmu yang satu ini. Imam Bukhari merupakan salah seorang diantara ulama yang sedikit itu, olehnya itu beliau digelari oleh Imam Muslim sebagai dokter hadis karena mampu mengenal dan mendeteksi ‘ilal (penyakit dan cacat) dari hadits. Imam Tirmidzi berkata, “Aku tidak melihat seseorang di Iraq dan Khurasan yang lebih mengerti ‘ilal, tarikh, dan sanad-sanad melebihi Muhammad bin Ismail. Al Hafizh Ahmad bin Hamdun menceritakan, “Aku melihat Muhammad bin Ismail sewaktu mengantar jenazah Said bin Marwan, beliau ditanya oleh Imam Muhammad bin Yahya Adz Dzuhli tentang nama-nama dan kuniyah perowi serta ‘ilal hadits, beliau berlalu (menjawabnya) sekencang anak panah yang dilepaskan, seakan-akan membaca surat Al Ikhlas”
Bukhari juga salah seorang ulama yang menjadi rujukan dalam ilmu al jarh wa at ta’dil. Keistimewaan yang beliau miliki karena dalam menghukumi seseorang beliau bersikap pertengahan; tidak berlebihan dan tidak pula memudahkan. Imam Bukhari dikenal sebagai sebagai seseorang yang berhati-hati dalam memilih kata-kata hingga ungkapan beliau senantiasa lembut, sangat jarang beliau mengatakan bahwa si fulan pendusta, binasa atau pun pemalsu hadits. Perowi yang paling lemah pun beliau ungkapkan dengan ibarat yang sangat halus seperti: fiihi nazhar (perlu diperiksa/perlu dikaji) atau sakatuu ‘anhu (para ulama mendiamkan orang itu).
Semua ini beliau lakukan karena ketakutan beliau terjatuh dalam perbuatan kezhaliman terutama mengghibah orang lain, walaupun para ulama sudah sepakat bahwa menerangkan kelemahan seorang perowi tidak termasuk ghibah yang diharamkan. Imam Bukhari pernah menyatakan, “Aku berharap bertemu dengan Allah dan aku tidak dihisab karena pernah mengghibah seseorang”, beliau juga menegaskan, “Aku tidak pernah mengghibah seseorang sejak aku tahu bahwa perbuatan ghibah membahayakan pelakunya”.
Penilaian dan Pujian Para Ulama Terhadap Beliau
Keutamaan dan kelebihan Imam Bukhari dari sisi ilmu yang dibarengi dengan amal sholeh mengundang kekaguman dari para ulama, karenanya sangat banyak ungkapan kekaguman serta pujian yang terlontar dari para ulama baik yang merupakan guru-guru beliau, rekan-rekan beliau apatah lagi para ulama yang datang setelah beliau.
Berikut kami kutipkan sebagian kecil dari pujian para ulama terhadap beliau:
* Qutaibah bin Said menuturkan, “Aku telah menghadiri majelis para fuqaha (ahli fiqh), zuhhad (orang-orang yang zuhud) dan para ahli ibadah,akan tetapi sejak aku baligh belum ada yang aku dapatkan sekaliber Muhammad bin Ismail Bukhari, beliau di zamannya sama dengan kedudukan Umar bin Khaththab radhiyallohu anhu di tengah–tengah sahabat”
* Muhammad bin Salam Al Bikandi yang juga merupakan salah seorang guru Bukhari pernah berkata kepadanya, “Periksalah kitab-kitabku apa saja yang engkau dapati dari kesalahan maka coretlah”. Beliau juga mengatakan, “Setiap Bukhari menghadiri majelisku aku grogi dan takut jika salah sementara beliau hadir di majelis”
* Amru bin Ali Al Fallas mengatakan, “Jika ada hadits yang tidak diketahui oleh Bukhari maka berarti itu bukan hadits”
* Yahya bin Ja’far Al Bikandi mengatakan, “Seandainya aku sanggup mengambil dari jatah umurku untuk ditambahkan ke umur Bukhari tentu aku akan melakukannya karena kematianku hanyalah kematian seorang manusia biasa adapun kematian Bukhari berarti hilangnya ilmu”. Beliau pernah mengatakan langsung kepada Bukhari, “Seandainya bukan karena keberadaanmu di sini maka aku tidak betah tinggal di Bukhara”
* Imam Muslim berkata kepada Imam Bukhari, “Tidak ada yang membencimu kecuali orang yang dengki dan aku bersaksi bahwa tidak ada di dunia (di zaman ini) yang seperti engkau”. Imam Muslim ketika ke Bukhara dan bertemu dengan Imam Bukhari beliau mencium jidatnya dan berkata, “Biarkan aku mencium kedua kakimu wahai ustadznya para ustadz, pemimpin ahli hadits dan dokter untuk cacat dan penyakit-penyakit hadits”. Al Hafizh Abu Abdillah Muhammad bin Ya’qub berkata aku mendengar bapakku bercerita, “Aku melihat Muslim bin Hajjaj di depan Muhammad bin Ismail Bukhari bertanya sebagaimana seorang anak kecil bertanya kepada muallimnya”
* Abu ‘Amr Al Khaffaf berkata, “Telah membacakan hadits kepada kami seorang yang bertakwa, bersih, alim yang aku tidak melihat seorang yang setara dengannya : Muhammad bin Ismail (Bukhari) dan beliau lebih mengetahui hadits ketimbang Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahawaih, siapa yang berani mencelanya sedikitpun maka aku akan melaknat pencela itu dengan 1000 laknat
* Al Hafizh Abdullah bin Hammad Al Aamuli –salah seorang guru dari Bukhari- bertutur, “Aku sangat suka jika aku sekadar sehelai bulu di tubuh Muhammad bin Ismail Bukhari”
Aqidah dan Madzhab Beliau
Imam Bukhori merupakan imam besar Ahlussunnah wal Jama’ah. Bukti tersebut dapat kita ketahui dari perkataan beliau mengenai guru-gurunya “Saya tidak mengambil hadits kecuali dari yang berkata bahwa iman adalah perkataan dan perbuatan”, tentu saja hal ini sesuai dengan aqidah ahlusunnah wal jama’ah.
Para ulama berbeda pendapat mengenai madzhab beliau, apakah seorang Syafi’iyyah, Hanabilah atau seorang mujtahid? Dan pendapat yang rajih -benar- adalah bahwa beliau merupakan seorang mujtahid dan tidak terikat oleh madzhab fikih tertentu.
Karya-Karya Beliau
Beliau memiliki sumbangsih besar terhadap kaum muslimin dari hasil karya beliau رحمه الله, di antaranya adalah:
1. Al Jami’ As Shohih ; yang lebih dikenal sebagai Shohih Al Bukhori, kitab ini berada pada posisi kedua setelah Al Qur’an dalam tingkat keshohihannya.
2. Al Adab Al Mufrad ; kitab ini merupakan kumpulan hadits-hadits yang mengajarkan kepada kita akhlak dan adab-adab Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
3. Juz’u Raf’i Al Yadain; buku ini menjelaskan disyariatkannya mengangkat kedua tangan pada waktu shalat selain takbiratul ihram, buku ini telah dicetak diantaranya dengan tahqiq dari Al ‘Allamah Abu Muhammad Badi’uddinsyah Ar Rasyidy As Sanady.
4. Juz’u Al Qiro’ah kholfa Al Imam; buku kecil ini menjelaskan diwajibkannya membaca surat Al Fatihah pada waktu shalat termasuk bagi makmum dalam seluruh shalat baik sirriyah maupun jahriyah
5. At Tarikh Al Kabir, kitab ini berisi nama-nama para perawi yang meriwayatkan dari para sahabat, tabi’in, maupun tabi’ut tabi’in, tersusun sesuai abjad hijaiyyah
6. At Tarikh As Shoghir, telah dicetak, berisi nama para sahabat, tabi’in, maupun tabi’ut tabi’in yang terkenal.
7. Khalqu Af’aalil ‘Ibaad; sebuah kitab aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang menjelaskan bahwa perbuatan makhluk hakikatnya adalah ciptaan Allah Azza wa Jalla. Kitab aqidah ini menyebutkan riwayat-riwayat dengan sanad dan sudah dicetak serta tersebar di kalangan penuntut ilmu
Wafat beliau :
Beliau wafat pada malam Sabtu setelah sholat Isya tepatnya saat malam ‘Iedul Fithri tahun 256 H, dalam usia 62 tahun.
Abdul Wahid bin Adam Ath Thawawisi bercerita, “Aku melihat pada saat bermimpi, Nabi Muhammad shallallohu alaihi wa sallam sedang berdiri di suatu tempat dan ditemani beberapa sahabatnya, maka aku mengucapkan salam kepada beliau lalu beliau menjawab salamku. Aku bertanya, “Mengapa engkau berdiri di sini wahai Rasulullah?” Beliau menjawab : “Aku menunggu Muhammad bin Ismail”. Setelah beberapa hari kemudian dari mimpiku itu sampai kepadaku kabar kematian Imam Bukhari ternyata beliau telah wafat di waktu ketika aku bermimpi melihat Nabi Muhammad shallallohu alaihi wasallam”.
Semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati beliau dan membalas jasa-jasanya serta memasukkannya dan mengumpulkan kita semua di Syurga Firdaus. Aamiin

Sabtu, 10 Juli 2010

AKHWAT STIBA MEMBALAS SURAT AKHWAT GAZA

Sebagai tanda simpati dan cinta terhadap akhwat Gaza Palestina yang telah mengirimkan Surat untuk Akhwat Indonesia, seorang akhwat Stiba Ma'had 'Aly al Wahdah Makassar menulis surat balasan.

Terjemahan isi surat:

Saudari-Saudariku muslimah yang sedang berjihad di Palestina..


Saya telah membaca surat kalian dan betapa Banyak hal yang ingin kuungkapkan kepada kalian, banyak rasa yang ingin kusampaikan kepada kalian, tetapi ..ketika hendak tangan ini menulis surat ini, tiba-tiba diri ini menjadi lunglai tak mampu menuliskan apapun, seolah satu katapun tak mampu terucap dari lisanku, saya tak tahu mengapa? , keadaan ini membuat fikirku terhenti, penaku lumpuh, lisanku kaku, kecuali apa yang tertulis ini…

Maka surat ini untuk saudari-saudariku yang dikehendaki Allah atasnya kebaikan, yang tengah menempuh perjalanan ke jannah, yang berhak atas kemegahan yang sebenarnya,  yang berada dalam kehidupan yang sebenarnya, yang kini berjihad di jalan Allah, hamba Allah khususnya ahli Qur’an dan ilmu-ilmunya, yang berpegang teguh pada ad din yang mulia di tanah jihad.

Saudari-Saudariku muslimah yang sedang berjihad di Palestina..

Terima kasih dan semoga Allah Ta’ala membalas kalian dengan kebaikan , sungguh ia adalah nasehat yang kami butuhkan saat ini, walaupun kami tak berada di bumi dimana kalian berada sekarang. Olehnya, kami akan berusaha semampu kami untuk bersungguh-sungguh komitmen pada al Qur’an dan keislaman kami, mentarbiyah anak-anak kami dengan tarbiyah islamiyah, dan komitmen pada syariat Allah Ta’ala.Tentu, tak seorangpun diantara kita yang menginginkan dirinya dan anak-anaknya menjadi orang yang benci pada Allah dan Rasul-Nya – Kita berlindung pada Allah dari hal ini-.

Saudari-Saudariku muslimah yang sedang berjihad di Palestina..

Kami mengirimkan doa kepada kalian semua, saudari-saudari kami di Palestina. Dengan harapan…dalam kesabaran dan tawakkal pada Sang Pemilik yang Agung . Dan ingatlah bahwa sungguh kemenangan itu atas siapa yang beribadah kepada Allah Ta’ala dengan ikhlas untuk mendapatkan ridho dan rahmat-Nya di dunia dan akhirat. Kalian adalah saudari-saudari kami dalam Islam, dimanapun kalian berada maka kalian adalah saudari kami! Mari kita persembahkan perjuangan kita sekarang atau tidak selamanya…

Semoga Allah Ta’ala selalu memberikan taufiq-Nya pada kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan dirodhoi-Nya

Saudari-Saudari kalian di Indonesia

Makassar, 07/07/2010

Penulis : ummu faari’

Teks Arab Surat

 

 

بسم الله الرحمن الحيم

أخواتي المسلمات في فلسطين...

أحيكن بتحية الإسلام العظيم و هي تحية أهل الجنة فالسلام عليكم جميعا ورحمة الله وبركاته، أما بعد...

أخواتي المجاهدات المسلمات في فلسطين...

قد قرأت رسالتكن وما أكثر الأشياء التي كنت اتمنى أن أقولها لكن، و ما أكثر المشاعر التي أحببت أن ابثها لكن، و لكني عندما أردت أن أكتب هذه الرسالة، وجدتني عاجزا لا أستطيع كتابة شيء، و ظلت جملة واحدة تتردد على لساني، لا أدري لماذا؟ ، و لكنها لازمتني فمنعتني عن التفكير، شلت قلمي، و أقعدت لساني، إلا عنها.

فهذه الرسالة لأخواتي التي أراد الله بهنّ خيرا ، بالسالكات لطريق الجنة، بأهل الفخر الحقيقي، بأحياء حياة حقيقياً، بمن يجاهدن الآن في سبيل الله، بأهل الله وخاصته أهل القرآن وعلومه، الاتي يتمسكن بالدين العظيم في الأرض الرباط والجهاد.

أخواتي المجاهدات المسلمات في فلسطين...

شكرا وجزاكن الله خيرا علي نصيحتكن فهي التي نحتجها الان، لو ما نشأنا في الأرض مثل أينما كنتن. لذلك نحاول على قدرتنا أن نحرص على الالتزام بقرآننا وإسلامنا وعلى تربية أبنائنا تربية إسلامية وبشرع الله.فطبعا، لا احدى منا تقبل على نفسها أو على أبنائها أن يكون باغضا لله ولرسوله – والإياذ بالله- .

أخواتي المجاهدات المسلمات في فلسطين...

نرسل الدعاء إليكن جميعا، أخواتنا في فلسطين..الرجاء على الصبر والتوكل على المالك العظيم. فذكرن أن الفاز على من يعبد الله خالصا لينال رضاه ورحمته في الدنيا والآخرة. أنتن أخواتنا في الإسلام، أينما كنا فأنتن أخواتنا ! نؤتي جهدنا الآن أو لا أبدا...

ووفقكن الله لما يحبه ويرضاه

أخواتكن المسلمات في اندونيسيا

                                                                                               مكسر، 7/  7 / 2010                                                                                                                الكاتبة :أم فارع


Senin, 05 Juli 2010

SURAT SANG MUJAHIDAH DARI BUMI PALESTINA KEPADA PARA AKHAWAT DI INDONESIA

Dititipkan Melalui Relawan KOMAT Palestina, al-Ustadz Muhammad Ikhwan Abdul Jalil, Lc)


Bismillahirrahmanirrahim

Saudari-saudariku para muslimah di Indonesia…
Aku sampaikan salam penghormatanku untuk kalian, salam penghormatan Islam yang agung:
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wa barakatuh,
Amma ba’du…


Kami adalah saudari-saudari muslimah kalian di Palestina. Kami tumbuh di medan ribath dan jihad. Dan kami selalu berusaha untuk berpegang teguh pada agama kami yang agung, serta mendidik anak-anak kami untuk itu. Karena berpegang teguh pada agama Islam adalah (satu-satunya) tali keselamatan, berdasarkan Firman Allah Ta’ala dalam Surah Ali Imran:

“Dan barang siapa yang menginginkan selain Islam sebagai agama, maka itu tidak akan diterima darinya, dan kelak di akhirat ia termasuk orang-orang yang merugi.”

Karena itu, kami selalu berusaha untuk komitmen dengan al-Qur’an dan keislaman kami. Dan seperti itu pula komitmen pemerintahan Islam kami untuk menumbuhkan sebuah generasi yang selalu menjaga al-Qur’an, serta melahirkan ribuan penghafal Kitabullah di setiap tahunnya.

Dari bumi Palestina,medan ribath ini, kami mengirimkan surat persaudaraan dari lubuk hati yang dipenuhi cinta kepada saudari-saudari kami di Indonesia. Melalui surat ini, kami haturkan rasa terima kasih kepada semuanya atas sikap dan dukungan mereka untuk anak-anak bangsa Palestina kami.

Melalui surat ini juga, kami mendorong mereka untuk selalu mentarbiyah anak-anak mereka dengan tarbiyah Islamiyah dan komitmen dengan Syariat Allah; karena dalam itu semua terdapat pembinaan terhadap ruh dan jiwa, serta keteladanan terhadap akhlak Rasul kita yang mulia Shallallahu ‘ALaihi wa Sallam dan para sahabatnya yang mulia. Perhatikanlah sahabat mulia, ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu ketika mengatakan:

“Janganlah seorang dari kalian meminta dari dirinya selain al-Qur’an. Sebab jika ia mencintai al-Qur’an dan mengaguminya, niscaya ia akan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Namun jika membenci al-Qur’an, maka ia akan membenci Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.”


Karena itu, siapakah di antara kita yang dapat menerima dirinya atau anak-anaknya menjadi orang yang benci kepada Allah dan Rasul-Nya yang kelak akan memberi syafaat kepada kita di hari kiamat?
Itulah sebabnya, saya membisikkan ke telinga saudara-saudara kami tercinta, kaum muslimin di manapun berada: “Kalian harus terus mempelajari dan menghafalkan al-Qur’an, serta berpegang teguh dengan ajaran-ajaran Islam. Sebab sesungguhnya siapapun yang menginginkan kemuliaan dengan Islam, niscaya Allah akan memuliakannya. Namun siapa yang mencari kemuliaan dengan selain Islam, niscaya Allah akan menghinakannya.”


Semoga Allah selalu memberikan taufiq-Nya untuk kalian untuk mengikuti apa saja yang dicintai dan diridhai-Nya.


Saudari-saudarimu, para muslimah yang sedang berjihad di bumi Palestina

Gaza, 29/6/2010.

(Alih bahasa: Abul Miqdad al-Madany)